Warga Geruduk Polsek Minta Pembunuh Mabuk Dihukum Mati
Tangerang, era.id - Puluhan warga Kecamatan Teluk Naga geruduk Kantor Polisi Sektor Teluk Naga. Kedatangan mereka kali ini bukan untuk melapor atau bikin SKCK, tapi buat mendorong kepolisian agar menghukum Ferry dan Andi, kakak beradik yang telah membunuh seorang pemuda pada Minggu malam (3/3).
Ryan Prayoga, nama korbannya. Peristiwa pembunuhan Ryan terjadi di depan Perumahan Mutiara Indah. Saat itu, Ryan sedang asik bermain. Tapi, entah apa yang diucap Ryan hingga Ferry dan Andi yang sedang mabuk salah paham, tersinggung dan mereka pun terlibat cekcok.
"Jadi, sedang main empat orang. Kejadian awalnya dikira pelaku mereka ngeledek, mereka tidak saling kenal. Sebelumnya (pelaku) sudah minum alkohol. Sehingga terjadi cekcok. Pelaku ini adik kaka," tutur Kapolsek Teluk Naga, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Dedi Herdian, Selasa (5/3/2019).
Terkait kedatangan warga ke kantor polisi, Dedi menjelaskan, warga hanya menyampaikan keinginan mereka agar dua pelaku itu dihukum berat.
"Dari hasil pemeriksaan, hanya dua orang yang terbukti. Yang melakukan dan yang membantu ... Pelaku kita kenakan pasal terberat, yakni pasal pembunuhan dan penganiayaan."
Saat ditemui di kantor polisi, Jahrudin teman korban bilang, kejadian yang menewaskan temannya ini terjadi karena kesalahpahaman.
"Jadi awalnya lagi nongkrong bertiga sama korban. Itu pas saya baru datang, pelaku sudah ada di depan warnet. Enggak lama kemudian, dia recet (rusuh) sama teman dia. Korban ngelihatin. Mungkin karena lagi mabuk, dia (pelaku) enggak senang, nyamperin korban terus bilang ini ada apa lo ngeliatin gue. Korban jawab saya enggak liatin lo. Terus pelaku bilang itu kalau dia ngetawain pelaku," tutur Jahrudin.
Seraya menirukan rekannya, Jahrudin bilang kalau korban sempat menjelaskan kepada pelaku kalau tawa yang dimaksudnya bukan tertuju kepada pelaku.
"Korban nyautin (menjawab) lagi 'bukan bang, saya ngetawain yang disamping.' Nah, emosi itu langsung, si korban bangun langsung ditarik pelaku. Terus main tarikan dan ribut."
Setelah keduanya adu jotos, kata dia, pelaku kemudian dibantu adiknya yang juga ada di lokasi yang sama. Jahrudin pun akhirnya ikut terlibat perkelahian. Namun, entah bagaimana hingga akhirnya korban berakhir dengan luka tusuk.
"Satu orang teman pelaku ngikut mukulin, terus saya bantuin buat misahin dan kepukul saya jadinya saya ikut mukulin. Saya dipegang sama teman pelaku, korban diduain (dikeroyok), dipukulin korban jatuh ke air. Saya ditunjukin pisau sama si pelaku, saya lari ke SPBU. Korban lari ke Indomaret, saya kira korban lari ke Indomaret itu belum kena, ternyata udah kena tusuk di sebelah kanan."
Jahrudin juga bilang, saat kejadian, pelaku bersama tiga orang lainnya. Tetapi satu di antara mereka hanya menyaksikan dan tidak turun dari kendaraannya.
"Pelaku ada empat, cuma yang satu di motor enggak ikutan. Kita enggak ada yang kenal sama pelaku. Saya mau ke kondangan. Kejadian jam 10 lewat. Pulang kerja niat mau kondangan. Indomaret sudah tutup."
Sementara itu, Nursi yang tidak lain adalah orangtua korban ikut mendatangi Polsek Teluk Naga. Nursi bersikukuh, meminta pelaku juga dikenakan hukuman terberat.
"Saya maunya hukuman mati karena anak saya enggak salah sampa segitunya dibunuh. Intinya, kalau bisa, nyawa pulang nyawa. Kita rame-rame kita mau tahu perkembangan kasus ini. Karena keterangan di TKP, pelaku ada tiga, tapi baru ketangkep dua," ucap Nursi.