Prabowo yang Tak Percaya Hasil Survei

Riau, era.id - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto terang-terangan menyebut jika dirinya tak percaya hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga. 

Jajak pendapat yang dikeluarkan sejumlah lembaga survei diketahui umumnya memenangkan calon petahana. Lembaga survei Konsep Indonesia (Konsepindo) misalnya. Jokowi-Ma'ruf mendapat 55 persen dukungan, sedangkan Prabowo-Sandiaga mendapat 33,2 persen. Selengkapnya baca: Konsepindo: Jokowi Masih Ungguli Prabowo

Hilangnya kepercayaan mantan Danjen Kopassus itu dengan lembaga survei --apalagi yang bilang dia kalah dari calon petahana-- sebab hal itu berbanding terbalik dengan sambutan masyarakat yang diterimanya saat sedang safari politik ke daerah-daerah. 

Prabowo Subianto saat melakukan safari politik. (Foto: Istimewa)

Prabowo pun mengaku optimis bakal mendapat mandat dari rakyat pada 17 April 2019 untuk memimpin Indonesia. Dia bahkan tak memperdulikan hasil survei yang menyebutkan elektabilitasnya di bawah Jokowi-Ma'ruf.

"Insyaallah, 17 April kita akan menerima mandat tersebut. Memang survei-survei selalu taruh kita paling bawah. Saya tidak percaya survei-survei itu, karena survei-survei itu dibayar," kata Prabowo, di Gelanggang Remaja Pekanbaru, Riau, Rabu, (13/3/2019).

Ketua Umum Partai Gerindra itu juga bilang, beberapa lembaga survei bahkan hanya memiliki 2.000 orang responden. "Yang ditanya hanya 2.000 orang, sementara yang di gedung ini saja jumlahnya sudah 7.000 orang," jelasnya.

Kendati tak percaya dengan hasil survei sejumlah lembaga bukan berarti Prabowo tak memiliki hitungan berapa elektabilitasnya. Mantan suami Titiek Soeharto itu mengaku punya hitung-hitungan elektabilitasnya sendiri yang dilakukan internal Koalisi Adil Makmur.

"Kita diem-diem punya survei juga, tapi kita belum umumkan, belum mau. Kenapa belum mau umumkan? Jangan sampai kita lengah," tuturnya.

Prabowo juga meyakini, hasil survei internalnya ini lebih valid daripada hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga. Seperti pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat itu, lembaga survei memprediksi calon Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menang dan rivalnya, Anies Baswedan, tersingkir pada putaran pertama. Namun, hasil pilkada menunjukkan hasil yang berbeda dan tak sesuai dengan prediksi lembaga survei.

Hal serupa juga terjadi di Pilkada Jawa Barat dan Jawa Tengah. Saat itu, paslon Sudrajat-Saikhu dan Sudirman Said-Ida Fauziyah, dua paslon yang tak diunggulkan oleh hasil survei justru mendapatkan perolehan suara yang signifikan.

"Saudara-saudara tahu bagaimana rakyat bisa memenangkan DKI Jakarta. Jika saudara ingin perubahan, ingin berdikari, ingin Indonesia adil dan makmur, ingin kekayaan bangsa dinikmati seluruh rakyat, karena itu kita tidak boleh lengah. Jangan kita kumpul-kumpul dan teriak-teriak di sini, tapi kita harus ke TPS kita harus jaga TPS," tutupnya.

Tag: prabowo subianto prabowo-sandiaga