Pelajar Papua Butuh Bus Sekolah
Gobay mengatakan, pemerintah daerah bisa menggandeng pihak ketiga untuk mengoperasikan bus pelajar dan mahasiswa itu. Namun, tentu saja pemerintah daerah harus menyiapkan subsidi agar biaya transportasi bus sekolah lebih terjangkau. Atau, syukur-syukur gratis.
"Saya lihat tidak ada bus untuk pelajar dan mahasiswa yang beroperasi di Kota Jayapura dan saya kira ini perlu ada, bisa bus dari Damri atau mungkin dari pemerintah gandeng pihak ketiga, asalkan ada subsidi," katanya di Kota Jayapura, Papua, Kamis (28/30/2019).
Gobay menjelaskan, dahulu di tahun 2003 hingga 2011, bus pelajar dan mahasiswa sempat beroperasi di Papua. Saat itu, bus beroperasi mengangkut pelajar dan mahasiswa dari Porasko, Distrik Jayapura Selatan ke arah Abepura dan Waena.
Dengan subsidi dari pemerintah daerah, kala itu pelajar dan mahasiswa hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp1.000 untuk menggunakan jasa bus Damri, dengan subsidi sebesar Rp2.000 dari pemerintah daerah.
"Sekarang, biaya naik angkutan umum bisa mencapai Rp50 ribu per hari. Ini perlu diperhatikan."
Berdasarkan berbagai sumber dan pihak yang ditemui, kata dia, tidak beroperasinya Damri di Kota Jayapura untuk pelajar dan mahasiswa terjadi karena tidak ada lagi subsidi dan ada persoalan hukum yang terjadi.
Namun, kata dia, seharusnya hal itu bukan menjadi kendala atau persoalan karena keberadaan bus untuk pelajar dan mahasiswa bisa dipermudah lewat berbagai kebijakan dan regulasi yang dibuat.
"Saya mohon agar ada perhatian untuk pelajar dan mahasiswa terkait bus khusus."
Oleh karena itu, dia mengusulkan agar pemerintah sebaiknya memberikan subsidi kepada Damri agar dihidupkan kembali bus pelajar dan mahasiswa di Kota Jayapura.
"Bus beroperasi mulai dari dari Pasir II hingga Kampus Uncen di Perumnas III Waena."