Bersiap dengan Lonjakan Wisatawan ke Danau Toba
Danau Toba merupakan salah satu dari 10 destinasi Bali Baru yang jadi fokus Kemenpar, untuk mengenalkan daerah lain di Indonesia selain Pulau Dewata kepada masyarakat dunia. Selain itu, wisatawan mancanegara dari Malaysia dan Singapura menjadi target yang di sasar.
Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Simalungun, Gideon Purba bilang, usaha pemerintah untuk meningkatkan pariwisata tidak akan berjalan mulus tanpa kesiapan masyarakat daerah sekitar.
Karena itu, dirinya berusaha melakukan edukasi kepada masayarakat khususnya di Kabupaten Simalungun. Demi menarik wisatawan, pembekalan juga diberikan kepada pemilik hotel, restoran maupun rumah makan dan pedagang-pedagang di sekitar pusat pariwisata untuk lebih ramah dalam menjamu para wisatawan.
“Pembinaan mental, penyambutan-penyambutan tamu. Kita selalu menggalakan melalui dinas pariwisata, semua jajaran aparat-aparat yang ada di Kabupaten Simalungun mengimbau dan memberi tahu bahwasan kita ini akan menjadi tuan rumah,” katanya, kepada wartawan, di Hotel Parapat View, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (6/4/2019) malam.
Giedion bercerita, saat memberikan pembekalan kepada masyarakat dalam rangka kesiapan untuk menerima lonjakan wisatawan, dirinya sempat memberi gambaran daerah yang patut dicontoh.
“Jadi sehingga secara becanda saya bilang ‘kayanya masyarakat Bali, harus pindah ke sini supaya Danau Toba bagus’. Maksudnya, mari kita tiru masyarakat Bali bagaimana welcome-nya kapada pendatang tanpa memandang siapapun, suku apapun itu, orang apapun itu. Kami secara intens mengadakan pembinaan pembinaan seluruh masyarakat,” tuturnya.
Agar kamu tahu, pada tahun ini, Kemenpar dan pemerintah menargetkan mampu mendatangkan sebanyak 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara. Salah satunya, dengan melakukan sejumlah strategi yang masih di dalam koridor 3A yaitu Akses, Atraksi, maupun Amenitas dan 2 B yang terkait dengan promosi dan pelaku usaha.
Tak hanya itu, Gideon bilang, masyarakat Kabupaten Simalungun sudah jauh berubah. Bahkan, katanya, secara umum sikap mereka juga lambat laun sudah menyesuaikan.
“Responsnya sudah sangat positif, dari sisi pelayanan di rumah makan, keramahtamahan sudah mulai terlihat. Kalau di banding dua atau tiga tahun yang lalu, sudah sangat berubah,” katanya.
Perilaku pedagang nakal, katanya, sudah tak ada lagi. Gideon bilang, sikap curang pedagang yang membuat kapok wisatawan pun sudah jauh ditinggalkan.
“Jadi dulu ada pameo bahwasannya kalau beli Mangga di sini, pas ditimang-timang masih bagus, pas sudah dibungkus sudah busuk. Hal seperti ini sudah tidak ada lagi. Kami jamin sudah tidak ada lagi. Hal-hal yang buruk terhadap pedagang-pedagang kami khususnya di Kabupaten Simalungun, atau daerah lain sudah melakukan perubahan,” tuturnya.