JK Yakin Partisipasi Pemilih Pemilu 2019 di Atas 75 Persen
"Memang rata-rata yang pergi ke TPS itu hanya (sekitar) 70 persen dari sekian kali pemilu. Tapi saya kira, karena ini kelihatannya pemilu menarik, saya kira pada akhirnya (partisipasi) akan di atas 75 persen," kata JK kepada wartawan di Kantor Wapres Jakarta, Selasa.
Terkait masih adanya pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) dan pemilih yang masih bisa mengubah pilihannya (swing voters), JK mengatakan masih ada sisa enam hari kampanye dan debat capres terakhir untuk menarik suara mereka.
"Saya kira nanti pada waktunya dia decided dengan pengaruh kampanye, pengaruh debat nanti pada tanggal 13 itu, biasanya mereka akan menentukan itu," tambahnya.
Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf ini menilai, masyarakat yang belum memutuskan pilihan atau menyatakan golongan putih (golput) disebabkan kebingungan terhadap dua calon yang ada. Katanya, aliran golput pada periode ini muncul bukan karena tak terima dengan kerja petahana, Jokowi.
"Kalau kecewa ke petahana, berarti dia (seharusnya) memilih 02 kan. Ternyata dia tidak juga, jadi dia bingung saja, yang mana ini," kata.
Menurut JK, potensi golput memang tidak bisa dihindari mengingat itu juga merupakan hak warga negara Indonesia. Bahkan, tingginya golput yang menyebabkan tingkat partisipasi pemilih rendah itu pernah terjadi pada pelaksanaan pilkada.
"Kalau soal yang tidak datang (ke TPS), golput, itu memang tidak bisa dihindari. Malah di pilkada ada yang sampai 60 persen, ada yang sampai 50 persen yang tidak datang," tambahnya.
Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia satu bulan jelang pemungutan suara, terdapat angka swing voters sebesar 16,9 persen dan undecided voters sebanyak 7,2 persen.Tingkat partisipasi pemilih pada dua pilpres terakhir berkisar di angka 70 persen. Pada Pilpres 2009 partisipasi pemilih hanya 71,7 persen sedangkan pada Pilpres 2014 partisipasi pemilih turun menjadi 69,8 persen.