Lagi, Petugas KPPS di Tangerang Meninggal Karena Kecapean
Petugas yang bertugas di TPS 07 Panunggangan Barat, Kota Tangerang ini dikenal aktif di lingkungan tempat tinggalnya. Ia meninggalkan seorang istri, Khoiriyah (45), dan seorang anak perempuan yang masih berumur 16 tahun.
Khoiriyah bercerita, sebelumnya suaminya memang aktif saat penyelenggaraan pesta demokrasi di tempatnya. Tak heran jika pada Pemilu serentak ini dirinya kembali menjadi petugas di wilayahnya.
"Dia sempat ngeluh kondisi dia sudah enggak enak sejak tugas itu," ucapnya Sabtu, (27/4).
Meski begitu, Yunendi yang sempat dilarang untuk kembali bertugas oleh sang istri tetap memilih menyelesaikan tugasnya yang dianggap belum rampung.
"Dia tetap tidak mau, karena dia merasa itu menjadi tanggung jawabnya. Dan selama dia menyelesaikan tugasnya dua hari itu tidak tidur normal seperti biasanya," ujarnya.
Berjalan waktu, kata Khoiriyah, kondisi suaminya semakin memburuk. Setelah pulang kerja sebagai seorang karyawan swasta sang suami mengeluhkan kembali ihwal kesehatan suaminya.
"Kami bawa ke Puskesmas. Terus dikasih obat dan kami bawa pulang lagi ke rumah untuk beristirahat," kata dia.
Kendati begitu, bukan malah membaik, keadaan Yunendi malah semakin buruk. Diceritakan sang istri, berselang 3 jam dari Puskesmas, Yunendi mengalami kejang-kejang di rumahnya.
"Baru 3 jam suami saya sudah kejang-kejang. Terus kami bawa lagi ke Rumah Sakit Siloam untuk kembali dirawat," jelasnya.
Tak dapat membendung linangan air mata, Khoiriyah terus mencoba menguatkan sang anak, Siti Handayani yang tetap berusaha tegar.
Tetapi takdir berkata lain, setelah sempat dirawat empat hari di rumah sakit dalam keadaan koma, akhirnya Yunendi kembali ke sisi Tuhan. Tepat Jumat kemarin tim dokter menyatakan ia meninggal dunia.
"Kata dokter suami saya mengalami pendarahan di batang otak dan tak sadarkan diri," tutup wanita yang menjadi ibu rumah tangga ini.
Pesta demokrasi yang memang seharusnya dirasakan dengan kegembiraan masyarakat di Indonesia ini justru malah banyak berdampak banyak bagi petugas yang menjalankan tugasnya. Tidak hanya Yunendi, ratusan orang lainnya juga gugur saat menjalani tugas untuk memajukan demokrasi Indonesia.
Dengan begitu, alangkah baiknya kita dapat menjaga dan menghargai perjuangan para petugas yang telah gugur.