Palestina, Israel Capai Gencatan Senjata di Jalur Gaza
Dilansir dari Antara, Senin (6/5/2019), Sejumlah pejabat Palestina melaporkan bahwa Mesir berhasil melakukan mediasi gencatan senjata pada Senin pagi. Namun, pejabat Israel belum ada yang berkomentar apakah gencatan senjata telah dicapai.
Dua pejabat Palestina dan stasiun TV Hamas, penguasa garis keras di Gaza, mengungkapkan gencatan senjata disepakati pukul 04.30 waktu setempat dan mampu menghentikan meluasnya konflik tersebut.
Puncak perperangan ini terjadi pada Minggu (5/5) saat sejumlah roket dan rudal melesat di daerah sana hingga menewaskan menewaskan 4 warga sipil di Israel dan 23 warga sipil Palestina.
Dari 23 orang itu, beberapa di antaranya adalah bayi, yaitu Maria Ahmad Ramadan Al-Ghazali (empat bulan) meninggal bersama ayahnya, Ahmad Ramadan Al-Ghazali (31) dan Eman Abdullah Asraf (30), ketika aparteman mereka di satu gedung di Beit Lahiya dihantam rudal Israel. Delapan orang juga cedera dalam serangan tersebut dan dibawa ke Rumah Sakit Indonesia untuk diobati.
Kemudian, satu bayi berusia 14 bulan dan ibunya, yang sedang hamil, menemui ajal ketika Israel melancarkan serangan udaranya ke Jalur Gaza pada Sabtu. Seorang lagi perempuan Palestina yang sedang hamil tewas pada Ahad dalam serangan Israel.
Korban jiwa itu membuat orang Palestina yang tewas dalam serangan Israel naik jadi 14 pada Ahad dan seluruhnya 21 sejak dimulainya agresi militer Israel ke Jalur Gaza pada Sabtu, selain 125 orang lagi cedera.
Di tambah, Abdul Rahman Talal Abu Al-Jidyan (12) dan Abful Rahim Mustafa Madhoun juga menemui ajal dalam serangan yang sama terhadap Beit Lahiya sehingga seluruh jumlah korban jiwa di kalangan warga Palestina dalam dua hari serangan udara Israel naik jadi 23.
Hingga saat ini, militer Israel mengatakan lebih dari 600 roket dan proyektil lainnya--lebih dari 150 di antaranya dicegat oleh sistem antirudal Iron Dome miliknya-- ditembakkan di sejumlah kota dan desa di Israel selatan sejak Jumat. Pihaknya mengatakan telah menyerang sekitar 320 sasaran milik kelompok gerilyawan Gaza.
Namun kekerasan--bentrokan perbatasan paling parah sejak pertempuran pada November-- terlihat mereda pada Senin pagi.