Demokrat yang Mungkin Berpaling dari Kubu 02
Ferdinand bilang Demokrat masih menunggu hasil akhir suara yang akan ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Di mana sejauh ini, perolehan suara Jokowi-Ma'ruf Amin terpaut jauh dan tidak memungkinkan untuk Prabowo-Sandiaga mengejarnya untuk memenangkan Pilpres 2019.
"Kalau Pak Prabowo menang, PD punya kewajiban moril dalam politik mengawal pemerintahan. Tapi, kalau Pak Jokowi yang diputuskan menang, maka kerja sama koalisi berakhir karena pilpres berakhir," ujar Ferdinand di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (6/4/2019).
Sejauh ini, dalam Situng yang masih mencapai 31,75 persen suara masuk, Demokrat tercatat sudah mendapatkan suara sebesar 8,23 persen. Jika kenaikan suara stabil, tentu partai yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono tersebut lolos dalam parlemen.
Jika caleg-calegnya lolos menjadi anggota DPR RI, Demokrat memiliki kedaulatan untuk menentukan sikap politiknya apakah akan berada di luar pemerintahan atau mendukung pemerintah.
Apalagi, beberapa waktu lalu Komandan Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang diundang Jokowi ke Istana. Tentu tak menutup kemungkinan Demokrat setelah Pilpres akan merapat ke Jokowi.
"Kalau Jokowi mengajak, kita pertimbangkan dan dibahas oleh majelis tinggi yang dipimpin oleh Pak SBY. Kalau tidak mengajak, ya enggak mungkin juga kita masuk dalam pemerintahan," tutur dia.
"Jadi, sikap PD ditentukan pascapenetapan resmi dari KPU," tambahnya.