Ada Wacana Pengurangan Pertandingan di NBA
Komisioner NBA Adam Silver sejauh ini masih dalam tahap mempertimbangkan meski belum ada proyeksi seberapa banyak dari total 82 pertandingan per tim sepanjang musim reguler yang saat ini berlaku.
"Jika mengistirahatkan pemain berdampak langsung agar mereka tampil lebih bugar di fase playoff atau bahkan karier yang lebih panjang, tentu kami akan mempertimbangkan itu (mengurangi jumlah pertandingan musim reguler)," kata Silver dalam forum The Economic Club of Washington DC dilansir Bleacher Report mengutip New York Times, Jumat (10/5/2019)
Lagipula, lanjut Silver, format 82 pertandingan semusim reguler sudah berlaku selama sekira 50 tahun.
"Dan mungkin dalam NBA era modern, jumlah itu terlalu banyak untuk ketahanan tubuh pemain," ujarnya.
Memangkas jumlah pertandingan musim reguler tentu opsi yang lebih masuk akal untuk tetap menjaga kehadiran pemain bintang di hampir setiap laga tanpa alasan tim mengistirahatkan secara sengaja.
Sebab, sejak 2017, NBA menerapkan regulasi denda minimal 100 ribu dolar AS (sekira Rp1,43 miliar) jika tim sengaja mengistirahatkan pemain bintangnya yang sehat ketika pertandingan mereka disiarkan langsung di televisi.
Musim ini, sejumlah tim yang dipastikan berebut jadi tim-tim urutan atas lotere NBA Draft atau sudah dipastikan tak lolos fase sengaja mengistirahatkan bintangnya di sisa musim.
Mereka memakai alasan "manajemen beban kelelahan" seperti yang dilakukan Los Angeles Lakers untuk megabintang LeBron James dan New Orleans Pelicans dengan Anthony Davis.
Di sisi lain, mengistirahatkan pemain juga menjadi salah satu strategi yang kerap ditempuh demi menyokong penampilan kompetitif di fase playoff seperti Toronto Raptors yang cuma memainkan Kawhi Leonard sebanyak 60 laga di musim reguler, setelah mereka dengan mudah lolos sebagai peringkat kedua Wilayah Timur.
Strategi itu terbayarkan sejauh ini, dengan rataan Leonard 31,2 poin dan 8,2 rebound selama tampil di 10 laga playoff.