Sandi yang Tak Setuju dengan Gerakan Boikot Pajak

Jakarta, era.id - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno angkat bicara mengenai usulan untuk memboikot bayar pajak. Sandi menilai, gerakan tersebut bakal makin membebankan negara.

“Saya ingin mengingatkan kita bahwa negara kita lagi sulit, ekonomi neraca perdagangan kita jeblok. Kita juga lihat pelambatan ekonomi. Kita justru perlu meningkatkan dengan menambah basis pembayar pajak," kata Sandiaga di Makassar, Sulsel, Kamis (16/5/2019).

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini melihat, pajak sejatinya sangat diperlukan untuk membangun negara. Sandi juga berharap, hasil Pemilu 2019 menghasilkan pemimpin yang kuat yang dapat meningkatkan tax ratio.

“Kita juga harus mampu meningkatkan revenue kita Dari pajak dari sistem IT yang lebih baik. Kami mengusulkan bahw ada penerimaan negara, yang dipisah dari Kementerian Keuangan dan itu butuh pendekatan yang dihadirkan dengan pemerintahan yang kuat dari pemerintahan yang cerdas,” terangnya.

Supaya kalian paham, Waketum Gerindra Arief Poyuono meminta pendukung Prabowo-Sandi untuk tidak membayar pajak. Hal ini diusulkan oleh Poyuono, untuk masyarakat yang tak terima dengan pemerintahan hasil Pilpres 2019 menolak membayar pajak.

Arief menilai, hal itu sebagai bentuk penolakan pengakuan terhadap hasil resmi pemilu yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Selain itu, Arief pun meminta agar partisan kubu 02 melakukan gerakan diam seribu bahasa sebagai sindiran atas pilpres yang dia sebut sarat akan kecurangan.

Tag: sandiaga uno tajir bayar pajak gerindra pemilu 2019