Paus Abu-Abu Mati di West Coast karena Menghangatnya Arktik

Anchorage, Alaska, era.id - Puluhan paus abu-abu ditemukan mati di sepanjang West Coast, AS, dalam beberapa pekan belakangan ini. Sebagian ilmuwan percaya, penyebabnya berada jauh di utara di perairan Kutub Utara yang menghangat.

Melansir Antara, Jumat (17/5/2019), sebanyak 58 paus abu-abu telah ditemukan terdampar dan mati sepanjang tahun ini di beberapa tempat mulai dari California sampai Alaska. 

Temuan paling akhir yang diumumkan pada Rabu (16/5) oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), satu paus abu-abu yang mati di Turnagain Arm, yang berhubungan dengan gletser di lepas pantai Anchorage. Padahal, di tempat itu jarang menjelajah.

"Mereka bergerak ke utara dari lahan musim dingin mereka di Mexico dan tampaknya kehabisan udara," kata Michael Milstein, Juru Bicara Fisheries Service di NOAA.

Ikan paus mati yang diperiksa sejauh ini telah kekurangan gizi. Hipotesisnya, hewan tersebut sedikit makan tahun lalu di lahan musim panas, ketika mereka berada di Laut Bering dan Chukchi di lepas pantai Alaska. 

Di sana lah mereka melakukan sebagian besar kegiatan makan tahunan, sekaligus tempat mereka mengumpulkan lemak untuk menghadapi musim panas tahun depan. 

"Orang mengira bahwa sesuatu yang jelas terjadi di sana yang membuat ikan paus tidak memperoleh cukup banyak makanan," kata Milstein. 

"Mengingat bahwa mereka menimbun bobot pada musim panas di sana, kematian tersebut mungkin tak terelakkan," tambahnya.

Banyak ikan paus yang mati di San Francisco Bay dan Puget Sound di lepas pantai Seattle, diduga karena mereka mencari makan atau singgah di sana. 

"Bisa jadi kelelahan dan mereka mencari tempat untuk istirahat", kata Mistein.

Pertambahan populasi

Perairan Kutub Utara yang menghangat bukan satu-satunya teori mengenai kematian banyaknya ikan paus tersebut.

Populasi ikan paus abu-abu Eastern North Pacific telah tumbuh sangat banyak, jadi sebanyak 27.000 hewan. 

"Mereka mungkin bersaing untuk memperoleh makanan," kata Milstein. 

"Saat bertambah banyak populasi ikan paus, makin banyak pula ikan paus akan mati dari waktu ke waktu," ia menambahkan.

Banyak bukti menunjukkan, ikan paus abu-abu mengalami kendala saat mencari makan di musim panas di Acrtic Circle. 

Sementara itu, Laut Bering dan Chukchi telah sangat hangat sejak 2016. Temperatur permukaan air lautnya mencapai rekor tertinggi dan membuat laut es mencair. Kondisi ini, tidak tak pernah terjadi sebelumnya.

Es musim dingin pada 2018 di Laut Bering adalah paling rendah dalam catatan selama 150 tahun, dan lapisan es pada musim dingin lalu hampir sama rendahnya.

Kekurangan lapisan es laut dan sangat hangatnya temperatur, berkaitan dengan beberapa gangguan di Laut Bering dan Chukchi, termasuk kematian burung dan anjing laut. 

"Itu mempengaruhi jaringan makanan dari ganggang sampai udang kecil," kata Rick Thoman, ilmuwan iklim di Alaska Center for Climate Assessment and Policy.

Tag: perubahan iklim cuaca ekstrem hewan langka