Membedah Penyebab Bentrokan di Bawaslu dan KS Tubun

Jakarta, era.id - Kawasan MH Thamrin dan KS Tubun hingga Tanah Abang bak perang tengah malam hingga subuh tadi. Padahal demo 'Gerakan Kedaulatan Rakyat' di Bawaslu sejak siang, Selasa (21/5) kemarin hingga salat tarawih berjamaah, berjalan dengan normal.

Entah darimana asalnya, sejumlah orang tiba-tiba melakukan tindakan anarkis. Mereka menolak pulang meski waktu sudah hampir tengah malam. Polisi menyebut orang-orang itu digerakan dengan terorganisir. Maksudnya, apa yang terjadi semalam, bukan tanpa sebab karena sudah direncanakan sebelumnya oleh aktor intelektual.

Polisi tak asal bicara. Ada banyak bukti yang memperkuat dugaan kalau peristiwa kericuhan tengah malam tadi by design.

"Sekitar pukul 23.00 WIB tiba-tiba ada massa. Kita tidak tahu massa itu dari mana. Massa yang berulah anarkis, provokatif berusaha merusak sekuriti barrier dan memprovokasi petugas. Sesuai dengan SOP, tidak boleh lagi ada massa aksi sangat larut malam petugas menghalau dengan mekanisme yang ada," beber Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal dalam jumpa pers di kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Polisi memastikan, massa yang membuat kericuhan dengan melempar bom molotov dan massa yang demo di Bawaslu, itu berbeda. Soalnya, massa di depan Bawaslu sudah 'balik kanan' setelah menggelar salat tarawih berjamaah.

Puluhan orang yang diduga kuat sebagai provokaor, berhasil ditangkap. Dari hasil pemeriksaan inilah polisi menemukan fakta yang bikin kaget. Mayoritas pelaku bukanlah warga Jakarta. Rata-rata mereka datang dari Banten hingga Jateng.

"Ada satu ambulans, saya tidak akan sebutkan ambulansnya ada partainya, penuh dengan batu dan alat-alat, sudah kami amankan. Ada juga setelah kami geledah massa tersebut menyimpan amplop, uangnya ada," beber Iqbal. 

Grafis oleh Ilham/era.id

Hoaks berseliweran

Kalau semalam kamu memantau media sosial, tentu banyak juga menemukan narasi-narasi yang berbau provokatif. Iqbal menjelaskan, tak ada aksi dari TNI maupun Polri yang menyerang masjid. 

Iqbal juga menegaskan, seluruh anggota Brimob adalah warga negara Indonesia. Soalnya ada beberapa akun di media sosial yang menyebarkan isu kalau polisi impor dari negeri Tiongkok. Mereka memasang foto tiga orang personel Brimob yang memakai penutup mulut. Kebetulan ketiga personel itu memang berkulit putih.

"Kedua, banyak foto-foto, kebetulan anggota Brimob yang di-framing, memang sengaja mendiskreditkan Polri bahwa itu adalah pasukan dari negeri seberang yang sipit-sipit. Tidak ada. Kita bantah. Murni bahwa itu adalah personel Brimob WNI."

 

Tag: demo di bawaslu