Aksi 22 Mei, 11 Orang Masih Dirawat di RSUD Tarakan

Jakarta, era.id - Sebanyak 168 korban demo ricuh pada 21-22 Mei di kawasan Thamrin dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan. Dari jumlah tersebut, tercatat sebanyak 11 orang masih dirawat sedangkan sisanya dinyatakan boleh pulang, dan 3 lainnya meninggal dunia.

Dilihat era.id, aktivitas di sekitar ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Tarakan ini tidak terlalu ramai. Aktivitas pun berlangsung normal seperti ambulans yang masuk membawa pasien dan kegiatan lainnya. 

Namun, sesekali ada orang yang datang dan mencari nama anggota keluarga mereka di papan informasi. Papan ini terletak persis di samping pintu ruang IGD. Salah satunya adalah Andri warga Tanah Abang. Pria berusia 25 tahun ini mencari sepupunya yang bernama Rio (28). 

Papan informasi korban demo 22 Mei. (Wardhany/era.id)

Kata Andri, saat aksi unjuk rasa dilaksanakan pada Rabu (22/5) dia juga sempat ikut aksi namun hanya di Masjid wilayah Tanah Abang. Sedangkan, sepupunya itu ikut unjuk rasa hingga depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). 

"Saudara saya sampai sekarang belum bisa dihubungin. HP-nya mati," ungkap Andri saat berbincang dengan era.id di RSUD Tarakan, Kamis (23/5/2019).

Andri menyebut, dia sudah mencari saudaranya itu hingga ke beberapa rumah sakit yang memang menjadi rujukan. Tapi, hasilnya masih nihil. Kalau belum ditemukan, dia bakal mencari lagi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). "Mudah-mudahan cepat ketemu," ungkapnya.

Menurut data yang dipasang di depan ruang IGD itu 11 orang yang masih dirawat adalah M Fahrozi (21), Fahri Yadi (33), Andriansyah (18), Sandi Ramanda (22), Fikri (17), Rachel Saputra (16), Andi (24), Rino Wijaya (29), Jaka Riandi (20), dan M. Sony (21).

Sedangkan, korban yang meninggal dunia adalah Adam Nooryan (17) dan Widianto Rizky Ramadan (17). Keduanya meninggal dunia pada Selasa (21/5). Terbaru, korban meninggal adalah Sandro (31) yang sebelumnya sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit ini.

Tag: demo di bawaslu