Gerindra Mengaku Tak Pernah Kirim Ambulans Bersenjata

Jakarta, era.id - Ambulans berisi batu dan sejumlah benda tumpul ditemukan di tengah kericuhan di Jakarta Pusat. Ambulans berlogo Partai Gerindra itu diduga menyuplai amunisi kepada para perusuh. Partai Gerindra menjawab, mereka mengaku tak pernah mengirim ambulans ke lokasi demo.

Hal itu disampaikan Ketua DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade. Dia bilang, DPP tak pernah menginstruksikan kadernya untuk memobilisasi ambulans dari Tasikmalaya. Karenanya, tim advokasi dan hukum Partai Gerindra akan menginvestigasi kehadiran ambulans tersebut.

"Tidak ada instruksi dari DPP untuk membawa ambulans ke Jakarta. Seluruh ambulans Partai Gerindra itu banyak, ada ratusan dan memang atas nama perusahaan selama ini. Nanti akan ada rilis resmi soal ambulans dari tim advokasi hukum gerindra," ucap dia, Jumat (24/5/2019). 

Melanjutkan, Ketua DPD DKI Gerindra M Taufik membantah bila Gerindra DKI menggerakkan ambulans untuk membawa senjata saat unjuk rasa di depan Bawaslu yang berujung bentrok tersebut. 

Karenanya, Taufik meminta pihak kepolisian untuk mengecek pelaku yang memasukan batu di dalam ambulans milik Gerindra tersebut. Selain itu Taufik juga secara gamblang membantah bila ambulans tersebut milik Gerindra DKI Jakarta.

"Menurut saya mesti dicek bener itu siapa yang masuki batu masa kalau bawa, cuma lima katanya," kata Taufik saat dihubungi Jumat (24/5/2019).

Dia mengatakan, saat aksi protes hasil pemilu yang dimenangi Jokowi-Ma'ruf Amin ini digelar, pihaknya memang mengerahkan beberapa unit ambulans ke lokasi. Namun kendaran itu kata Taufik benar-benar dimanfaatkan untuk mengangkut orang sakit sewaktu demo sedang digelar.

"Ambulans kita ada semua. Kalau ambulans kita bawa orang sakit. Kalau iya ambulans bawa batu itu siapa yang masukkan itu, yang mesti jadi pertanyaannya kan begitu," tuturnya.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengamankan satu unit mobil ambulance B 9686 PCF berlambangkan kepala Garuda partai Gerindra saat kericuhan di depan kantor Bawaslu. Kapolri, Tito Karnavian menuturkan, para perusuh dalam kericuhan yang terjadi sejak Rabu dinihari turut menggunakan modus klasik ini.

"Ada ambulans, di dalamnya berisi batu, alat pemukul lainnya," tutur Tito. 

"Seringkali juga sayangnya ambulans ini dijadikan cover untuk memasukkan barang berbahaya," tambahnya. 

Selain batu dan benda-benda tumpul, polisi juga menemukan sejumlah amplop putih berisi uang yang diduga untuk membayar para perusuh. 

Di lokasi lain, Kadiv Humas Mabes Polri, M Iqbal mengungkap, dari temuan itu, polisi menyimpulkan massa yang terlibat dalam kericuhan adalah massa bayaran. Menurut polisi, ambulans adalah modus klasik yang kerap digunakan untuk menyusupkan senjata untuk massa di tengah kerusuhan.

"Massa sudah diamankan. Setelah kami geledah, masa-masa tersebut masih menyimpan berbagai amplop dan uangnya masih ada. Saat ini (amplopnya) kami sita," ungkap Iqbal.

"Peristiwa dinihari tadi adalah bukan massa spontan. Bukan peristiwa spontan. Tetapi adalah peristiwa by design, peristiwa setingan."