Omset Bulanan sampai 20 Jutaan, PKL Tanah Abang Ogah Diusir

Jakarta, era.id - Meskipun sudah dilakukan razia berulang kali oleh Satpol PP, para pedagang kaki lima di Tanah Abang kembali mengais rejeki dengan menjajakan barang dagangannya di ruas-ruas jalan.

Sekitar pukul 08.30 WIB, Jalan Jatibaru, Tanah Abang, sudah dipadati beberapa PKL. Semakin siang, jumlah PKL yang umumnya pakaian dan tas wanita ini semakin banyak memenuhi ruas jalan. Banyaknya angkot yang mengetem, serta rombongan penumpang kereta yang menyebrang juga makin memicu kemacetan.

Sama halnya dengan PKL yang menempati Pintu Lobi Timur Blok A dan Blok B Tanah Abang. Untuk area Lobby Timur, PKL yang mendominasi adalah pedagang buah dan makanan. PKL di Jalan Jatibaru memakan hampir seperempat ruas jalan, sedangkan di Blok A, B dan Metro Tanah Abang PKL-nya berjualan hanya sampai batas trotoar.

Djaelani, salah satu petugas Satpol PP Tanah Abang menuturkan, selama ini upaya yang dilakukan sudah maksimal. Razia dilakukan setiap hari pada pagi dan siang hari. Namun selepasnya, mereka tetap kembali ke jalan.

“Penertiban sudah jadi agenda rutin tim kami. Minimal, kami upayakan agar batasan mereka tidak terlalu jauh sampai ke jalan,” tutur Djaelani.

Surya, seorang PKL paruh baya mengandalkan hidup lewat berdagang di pintu masuk Jalan Jati Baru II. Surya yang berjualan jilbab dan pasmina ini harus selalu stand by seketika razia datang. Ia mengaku sehari mampu menjual 30 sampai 50 potong jilbab.

“Sehari bisa laku 30 potong. Kalau weekend bisa banyak sampai 50 potong. Modal belanja sekitar 500 ribuan untuk 1 kodi. Jadi, dihitung-hitung, untung bersih bisa 700 ribu per hari,” ujar Surya.

Pria yang pernah dagangannya pernah dua kali disita Satpoll PP ini bisa mengantongi sekitar Rp20 jutaan per bulan. Ia bersikukuh mempertahankan lapaknya dari razia karena omset penjualannya menjanjikan.

“Sudah biasa. Asal kita tau jam-jam razia, sih, enggak masalah. Yang penting selalu stand by saja,” pungkas Surya.

Tag: