Membludaknya Pencari Suaka di Kalideres

Jakarta, era.id - Para pencari suaka telah direlokasi ke lahan eks Kodim, Kalideres, Jakarta Barat. Jumlah mereka pun kini bertambah banyak sejak direlokasi dari trotoar Jalan Kebon Sirih. Hal ini tentu menyulitkan Pemprov DKI Jakarta, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) DKI Jakarta Irmansyah bilang sampai saat ini jumlah mereka mencapai lebih dari 1.100 orang.

Padahal, saat pendataan para pencari suaka yang menempati trotoar Jalan Kebon Sirih, jumlah mereka baru sekitar 250 orang. Hingga pada Kamis (11/7) malam kemarin, jumlah mereka bertambah menjadi 998 orang, sebelum akhirnya bertambah lagi sampai sore ini. 

"Semalam sampai saat saya pulang itu dan sudah dikroscek sama UNHCR itu 998. Tapi kemudian bertambah terus hingga 1.100-an orang. Mereka datang pakai kendaraan sendiri, jam 10 jam 11 (malam) datang sendiri," kata Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) DKI Irmansyah kepada wartawan, Jumat (12/7/2019).

Itu artinya, para pengungsi dari negara yang tengah berkonflik seperti Afganistan, Yaman, Sudan, dan Somalia yang turut datang ke lokasi penampungan ujan hanya berasal dari Kebon Sirih. Pihaknya pun tidak bisa mencegah karena sudah masuk ranah UNHCR.

"Mereka datang pakai kendaraan sendiriYa kita enggak bisa antisipasi. Masa orang datang kita tolak. Ya seharusnya UNHCR yang aktif buat itu karena dia yang tahu pengungsi itu," tuturnya. 

Para pencari suaka akan ditanggung oleh Pemprov DKI selama tujuh hari ditempat yang telah di sediakan. Termasuk makanan dan MCK. Langkah selanjutnya Pemprov DKI masih menunggu komunikasi antara pemerintah pusat dan UNHCR.

"Dikasih dong (makanan). Masa enggak dikasih. Karena kan kemanusiaan kan harus dikasih makan layaknya manusia, sehari dua kali makan. Paling tidak siang dan malam. Jadi kita bukan dapur umum di Jakarta barat. Kita berikan selama tujuh hari dulu," ujar dia. 

"Setelah tunggu perkembangan pembahasan-pembahasan karena Pemprov DKI sudah menyurati kepada pemerintah pusat dan UNHCR supaya bisa menyelesaikan permasalahan ini," tambahnya. 

Sebenarnya sih ini bukan kewajiban Pemprov DKI untuk memikirkan tempat singgah bagi para pencari suaka non-WNI ini. Tapi, mengingat ini berkaitan dengan unsur kemanusiaan dan berada di wilayah DKI, mau enggak mau pemerintah turun tangan. 

Permasalahannya saat ini, Dinsos DKI belum bisa memberikan bantuan makanan untuk anak dan bayi para pencari suaka di Kalideres. Mereka hanya punya bantuan makanan untuk konsumsi dewasa. 

"Kita siapkan makanan yang pada umumnya untuk dewasa, kalau untuk anak-anak nggak bisa. Nah makanya kalau mungkin ada masyarakat yang ingin menyumbang memberikan kepeduliannya makanan tambahan buat anak-anak, silahkan," kata Irmansyah. 

Jadi, jika ada masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan, Irmansyah mempersilakan mereka memberikan melalui petugas Dinsos mauapun UNHCR yang ada di tempat penampungan sementara. Masyarakat dilarang memberikan bantuan langsung karena dikhawatirkan akan berebut dan ada kecemburuan sosial.

"Jangan langsung berikan harus disampaikna kepaea petugas yang ada di sana kita kumpulkan baru kita distribusikan. Karena distribusi nggak sesederhana itu. Mungkin mau kasih 100 tapi jumlah pengungsinya banyak, nanti berebut," ucap Irmansyah.

Pihaknya pun akan kembali memonitor dan mendata jumlah pencari suaka yang berada di penampungan sementara Kalideres. Agar saat pembagian bantuan makanan tidak menimbulkan iri antar pengcari suaka. Bantuan pun diminta dalam bentuk makanan dan minuman bukan sembako agar mudah didistribusikan.

 

Tag: pengungsi politik internasional pemprov dki jakarta