Keliling Festival Demi Rambah Pasar Komersial
This browser does not support the video element.
Itulah cerita film pendek terbaru garapan Sidi Saleh. Berwarna hitam putih, film berjudul Interfe-Rest ini mengangkat tajuk dance movie. Dalam film ini, sang pemeran yang juga seorang penari, Rosmala Sari Dewi, seperti ingin menunjukkan dinamika kehidupan Jakarta melalui gerak tubuh dan interaksinya dengan lingkungan sekitar.
Mulai dari sang penari yang ditinggal pergi Kopaja, seakan menandai bergesernya suatu masa, hingga kecemasan saat berada di kerumunan orang-orang di sebuah tangga akses jalan.
Transisi warna film berubah, ketika sang penari memasuki latar kompleks pemakaman. Menandai adanya suatu kehidupan, dari yang tadinya seperti kematian saat separuh awal Interfe-Rest berwarna hitam putih.
Menjajal layar komersial
Pola distribusi film lokal kini mulai berubah. Sejumlah sineas memilih untuk melempar karya ke ranah festival terlebih dulu sebelum kemudian masuk layar bioskop. Sebut saja Prenjak, film garapan Wregas Banuteja yang sukses raih penghargaan film pendek terbaik di Cannes. Atau Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak karya Moully Surya yang banjir pujian di festival film yang sama.
Sidi Saleh memang begitu dikenal dengan karya film pendeknya. Lewat Fitri, film rilisan 2013 yang berhasil menembus sejumlah festival. Dan Maryam (2014), yang jadi penahbis nama Sidi sebagai sutradara dengan reputasi yang patut diperhitungkan. Maryam berhasil menang sebagai film pendek terbaik di Venice International Film Festival 2014, sekaligus menjadi film pertama Indonesia yang menang dalam festival film tertua di dunia itu.
Sineas lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini tengah bersiap mempertontonkan karya film panjang pertama yang ia sutradarai, Pai Kau. Pai Kau diambil dari nama Pai Gow, atau juga Pai Qiu, yang berarti permainan domino dalam bahasa Mandarin. Pai Kau dijadwalkan masuk bioskop pada 8 Februari 2018, bertalian dengan perayaan imlek.
Film yang diproduksi tahun 2016 ini akan menjadi kisah drama suspense cinta segitiga dengan latar belakang etnis Tionghoa di Indonesia. Edy Wijaya, diperankan oleh Anthony Xie, yang dalam suka citanya tinggal menunggu detik naik pelaminan bersama Lucy (Irina Chiu) --yang juga bertindak sebagai produser-- yang tiba-tiba dikagetkan dengan kehadiran masa lalu Edy, Siska (Ineke Valentina). Perempuan yang akan menjadi penyebab ‘efek domino’ sebagai premis Pai Kau.
Irina, yang pernah bekerja sebagai banking di Singapura, memendam minatnya dalam dunia seni peran. Di sela-sela kerja hariannya, Irina kerap menyelinap untuk mengikuti casting. Pertemuan produser dan sutradara ini, Irina dan Sidi bermula dari kekaguman Maryam terhadap Maryam, karya Sidi.
“Suatu hari di XXI sedang mengadakan screening film-film pendek, saya nonton film Maryam, filmnya Sidi Saleh. Saya bersama Tekun Ji, impress banget dengan filmnya, maknanya, crafmantshipnya. Jadi setelah acara selesai, saya samperin Sidi, ajak kenalan, ngobrol, ternyata orangnya open banget. Kita jadi ketemu, ngopi bareng, saya nggak nyangka dia mau terima kita untuk ngobrolin film, dan mempertimbangkan kerjasama. Padahal awalnya saya approach dia untuk kerjaan kali aja ada tawaran, malah justru bikin film bareng, yang lebih oke hasilnya,” papar Irina dalam acara bertajuk Diskusi Bersama Sidi Saleh, Produser, & Cast Film Pai Kau, Rabu, (17/01) di IFI Thamrin, Jakarta Pusat.
Disinggung ekspektasi penonton, Irina melanjutkan. “Kita enggak tahu akan seberhasil apa film ini, akan balik modal ataue nggak, tapi kita sudah tahu dengan resiko yang ada. Kita jalanin aja step by step. Kita harap banyak yang nonton.”
Sementara, Sidi justru lebih ingin film Pai Kau ini meninggalkan kesan bagi penonton. “Kesan itu kan personal, tiap orang akan beda-beda. Jadi saya justru ingin film ini punya kesan di benak penonton.” (Fathur Rozak)