Mimpi yang Terbeli di Klapa Village
Hari ini, pencanangan pembangunan dua tower apartemen berkapasitas 700 unit kamar itu terlaksana di lahan seluas 1,4 hektare di bilangan Jalan Haji Naman, Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Gubernur Anies yang hadir dalam peresmian itu menjelaskan persyaratan bagi warga yang ingin membeli rumah DP nol rupiah.
Adapun kualifikasinya memiliki penghasilan di bawah Rp7 juta, dan namanya belum tercantum dalam sertifikat hak guna milik (SHM) dan bangunan (SHGB).
"Kalaupun mau dipindah tangankan harus ke warga yang tidak mampu," kata Anies, Kamis (18/1/2018).
Anies menjelaskan, skema pembayaran rumah DP nol rupiah nantinya menggunakan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Sementara untuk setoran pelunasan lewat jalur Bank DKI. Meskipun jalur pembayaran program ini masih terbatas, Anies menjanjikan bakal menggaet bank lain untuk bekerja sama.
"Saat ini baru bank DKI," lanjut Anies.
Penampakan Klapa Village. (Dokumentasi Pemprov DKI).
Adapun mengenai ukuran rumah, Anies menyebut terbagi menjadi dua jenis, tipe 21 dan tipe 36. Untuk tipe pertama sebanyak 195 unit, sementara tipe terbesar 513 unit. Anies menegaskan, pendaftaran pemesanan akan dibuka Pemprov pada April 2018 mendatang.Rencana rumah vertikal seperti apartemen bernama 'Klapa Village' itu dapat segera terlaksana jika Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) program DP nol rupiah cepat terbentuk.
"Skemanya FLPP yang akan bisa dilakukan segera," ucap Anies.
Dirut Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan menambahkan, pihaknya merencanakan penyelesaian pembangunan selama 1,5 tahun. Nantinya, akan ada dua tower yang berdiri di atas tanah seluas 1,4 hektar. Di dua apartemen itu akan terbangun 700 unit apartemen.
"Proyek ini dibangun di atas 1,4 hektar. Terdiri dari tower, rencana pembangunan akan selesai pada 1,5 tahun," tandas Yoory.
Sementara itu di Balai Kota, Pemprov DKI bersama sejumlah pengembang yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) menandatangani nota kesepakatan. REI memastikan mendukung penuh program rumah DP nol rupiah.
Beberapa pengembang raksasa yang mendukung program ini antara lain: Agung Podomoro Land Tbk, Sinarmas Group, Intiland Group, Jakarta Propertindo, Riyadh Group, PT. Waskita Karya Reality dan banyak lagi.
Berdasarkan perhitungan REI, akan ada demand 300 ribu unit rumah dari realisasi program ini. Di mana, tiap rumah rata-rata seharga 360 juta. Hal ini akan menimbulkan potensi pasar sebesar Rp108 triliun.
Sehingga uang tersebut akan mempercepat perekonomian Jakarta mulai dari penerimaan pajak, retribusi dan berujung pada kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD).