Mencari Tahu Peran Ketua Harian di Internal PDIP

Jakarta, era.id - Jelang pelaksanaan Kongres V PDI Perjuangan (PDIP), pos baru dalam struktur kepartaian, ketua harian muncul. Pengamat politik LIPI, Aisah Putri Budiarti mengatakan, jabatan ini sengaja digodok internal partai sebagai transisi kepemimpinan.

Apalagi, sejak beberapa waktu belakangan, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri telah mengisyaratkan bakal segera mundur dari jabatannya. Sehingga posisi ini disebut-sebut sebagai langkah PDIP mencari suksesor dari Presiden ke-5 RI tersebut. 

"Posisi ketua harian dimunculkan sebagai ruang politik baru sebelum akhirnya ada suksesi pimpinan. Dalam hal ini ketua umum di PDIP. Jadi, posisi ini seperti bentuk dari transisi kekuasaan partai di PDIP," kata Aisah Putri yang juga akrab disapa Puput kepada era.id, Selasa (6/8/2019).

Dia menilai, nantinya jabatan ketua harian bakal memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai sarana adaptasi di lingkungan internal partai sekaligus memunculkan simbol ketokohan partai baru untuk eksternal partai, termasuk antarelite politik dan konstituen partai.

Jabatan ini, kata Puput tak bakal tumpang tindih dengan jabatan kepartaian lainnya seperti Sekretaris Jenderal dan Ketua DPP. Sebab, jabatan ini memang disiapkan sebagai langkah mencari pengganti Megawati ke depan.

"Karena itu nama potensial yang muncul adalah antara Muhammad Prananda Prabowo dan Puan Maharani," ujar peneliti LIPI ini.

"Kita tahu, di PDIP, untuk posisi di DPP dari posisi ketua umum langsung ke ketua bidang. Sehingga, memang tidak ada posisi ketua harian sebelumnya," tambahnya.

Dibahas dalam kongres

PDIP memang hingga saat ini belum memastikan lebih lanjut soal jabatan ketua harian di jajaran strukturalnya. Ketua DPP PDIP bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu), Bambang DH mengatakan, perlu atau tidaknya jabatan ketua harian bakal dibahas lebih lanjut dalam kongres.

"Kita belum sampai dikeputusan, oleh karena itu semua dibicarakan, dimusyawarahkan secara panjang lebar di kongres," kata Bambang di Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Dirinya juga tak membahas lebih lanjut soal figur yang cocok menjabat sebagai ketua harian. Mengingat, keputusan bakal diambil langsung saat kongres yang diadakan di Bali pada 8 Agustus-11 Agustus 2019 mendatang.

"Nanti dibicarakan di kongres. Oleh karena itu kita undang utusan itu kan terdiri dari ketua, sekretaris, bedahara DPD dan DPC. Itu kita undang bermusyawarah, berkongres untuk mengambil keputusan yang menggambaran aspirasi dari semua," ungkapnya.

Bambang juga membantah kalau jabatan ini menimbulkan pro kontra di tengah kader partai banteng itu. Sebab, wacana itu masih bersifat dinamis. "Saya tidak mau menggunakan terminologi pro kontra, tapi masih sangat dinamis," tutupnya.