Megawati Sindir Golkar dan PPP soal UU MD3
"Pak Airlangga dan yang pakai baju hijau (Ketua Umum PPP Suharso Manoarfa) jangan mblenjani (mengingkari) lho, MD3 lho," kata Megawati dalam pidato politiknya di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Kamis (8/8/2019).
Pada 2014, PDIP yang jadi pemenang pemilu, tak dapat kursi pimpinan. Sebab, UU MD3 yang mengatur hal tersebut direvisi. Hasilnya, kursi pimpinan DPR diatur berdasarkan paket. Setya Novanto dari Partai Golkar jadi Ketua DPR, didampingi empat wakilnya, Taufik Kurniawan (PAN), Agus Hermanto (Partai Demokrat), Fahri Hamzah (PKS) dan Fadli Zon (Partai Gerindra).
"Dilihat ini sama anak-anakku. Zaman dulu kita dikibuli terus lho. Untung Bu Mega lapang dada," ujarnya.
Tamu yang hadir dalam Kongres V PDIP (Wardhany/era.id)
Tak sampai di situ, dia pun melanjutkan sindirannya itu di depan para ketua umum partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK), serta tamu undangan lain bersama dan kadernya. Kali ini, Mega menyindir soal ketidakjelasan nasibnya saat Pemilu 1999 lalu.
Saat itu, Mega dinyatakan pemenang namun tak ada kejelasan dari status kemenangannya itu "Katanya partai pemenang jadi Presiden RI. Eh, kue dipotong. Gile. Ini Republik Indonesia yang kita cintai. Gile deh," sindirnya.
Presiden kelima ini mengatakan, ketika sedih dia seringkali 'curhat' kepada ayahnya, Soekarno meski sudah tiada. Ini dia lakukan agar dirinya makin kuat dan diberikan kesabaran.
"Kesabaran revolusioner. Hadiahnya sekarang dua kali menang. Mau tidak menang tiga kali?" tanya dia kepada kepada kadernya dan langsung disambut, "Mau!"
"Itu namanya PDI Perjuangan. Gitu dong. Tapi aduh, jangan ditipu terus lah. Mabok. Inilah politik Indonesia Pak Jokowi. Mentang-mentang aku perempuan, katanya tak bisa presiden perempuan. Tapi saya ini presiden kelima," ungkap Megawati pada Jokowi yang juga hadir di ruangan.
"Silahkan tipu saya, bohongi saya, tak apa saya diam. Suatu saat kemenangan kita raih," tutupnya.