Baru Mendekat ke Jokowi, Partai Demokrat Dianggap Terlambat 

Jakarta, era.id - Partai Demokrat dianggap terlambat baru mendukung Joko Widodo sekarang. Harusnya, dukungan ini diberikan ketika Jokowi bertarung di Pemilu 2019.

Partai Demokrat adalah rival Jokowi. Partai berlambang mercy ini, bersama Partai Gerindra, PAN, PKS dan Partai Berkarya mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melawan Jokowi-Ma'ruf Amin yang didukung 10 partai. Jokowi-Ma'ruf jadi juaranya dan akan memimpin Indonesia periode 2019-20024.

"Seharusnya ini sudah dilakukan sebelum Pilpres 2019. Sudah sangat terlambat apabila baru diekspresikan sekarang," kata Politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira, di Jakarta, Selasa (13/9/2019).

Dia menilai, dukungan Partai Demokrat ini bertujuan untuk mendapatkan powersharing (pembagian kekuasaan) di pemerintahan Jokowi.

Partai Demokrat dianggap cocok jadi oposisi pemerintah Jokowi. Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding mengatakan, oposisi diperlukan untuk fungsi checks and balances

"Idealnya oposisi kita dorong berkembang supaya ada kontrol, supaya ada diskusi setiap pengambilan kebijakan. Itu akan membuat demokrasi makin matang," kata Karding.

Namun, dia menyerahkan keputusan bergabungnya Partai Demokrat kepada Presiden Jokowi. 

"Kalau Pak Jokowi misalnya menghendaki harus ada tambahan koalisi ya tentu akan dibahas di partai-partai. Nanti pembahasannya seperti apa, keputusannya seperti apa, tentu kita harus menunggu dulu, kan," kata Karding.

Isu Partai Demokrat akan bergabung dengan koalisi Jokowi mencuat belakangan ini. Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, partai ini akan bergabung dengan pemerintahan Jokowi. 

Katanya, sikap ini diputuskan sejak 40 hari meninggalnya istri Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono. Ferdinand mengklaim, putusan ini sudah resmi dan tinggal diumumkan.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menambahkan, sebagaian kader menginginkan partai ini mendukung Jokowi. Namun, hal itu perlu diputuskan dalam sikap resmi lewat Majelis Tinggi Partai Demokrat. Hingga kini, Majelis Tinggi Partai Demokrat belum melakukan rapat dan memutuskan sikap politiknya untuk kepemimpinan Jokowi.

Pengamat politik LIPI Aisah Putri Budiarti menilai sinyal Demokrat ingin merapat ke Jokowi sangat jelas. Di tambah, beberapa waktu lalu, Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Yudhoyono melakukan pertemuan dengan Jokowi.

Putri menambahkan, sikap politik Partai Demokrat ini ditunjukkan karena Partai Gerindra makin erat dengan PDIP. 

"Secara tidak langsung, ada kompetisi dari Demokrat, PAN, dan Gerindra untuk masuk ke koalisi Jokowi," kata Putri.

Kalau sudah begini, Putri mengatakan, Jokowi dan partai pengusungnya harus mempertimbangkan memilih partai untuk bergabung dengan koalisi mereka, termasuk mempertimbangkan konsekuensinya bagi kursi menteri untuk partai. 

Dari lima partai yang mendukung Prabowo-Sandi di Pemilu 2019, Putri menilai, Partai Gerindra yang paling cocok bergabung dengan kubu Jokowi.

"Gerindra berpelung besar masuk koalisi apalagi kalau lihat sejarah relasi masa lalu Jokowi, Mega, dan Prabowo," ujar dia.

Tag: partai demokrat sekjen pdi perjuangan hasto kristiyanto jokowi-maruf amin prabowo-sandiaga