Muktamar PKB dan Gagalnya Kesempatan Rekonsiliasi
Menurut pengamat politik LIPI Aisah Putri Budiarti acara yang dilaksanakan pada 20-22 Agustus 2019 ini, harusnya bisa menjadi pemersatu faksi di partai tersebut. Khususnya faksi Gus Dur yang kini diwakili oleh anak sulungnya Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid).
"Penting dalam muktamar PKB untuk dijadikan sebagai ajang pemersatu kembali partai. Kita tahu bahwa PKB punya sejarah konflik dan terpecah ke dalam beberapa faksi, misalnya dengan kubu Yeni," kata Putri kepada era.id, Rabu (21/8/2019).
Apalagi, ketika Pilpres 2019 dua kubu ini juga mendukung satu calon yang sama yaitu Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Sehingga, rekonsiliasi dan konsolidasi harusnya bisa dilakukan untuk menyatukan PKB dan ini memberikan keuntungan pada pemilu mendatang.
"Jika PKB semakin kuat dan besar saat ini, maka bisa jadi bekal penting untuk pemilu lima tahun mendatang," ungkapnya.
Yenny mengatakan, keluarga Gus Dur tak mendapat undangan dalam acara ini. Karena tak diundang, aktivis perempuan ini memilih untuk fokus mengurusi masalah kemanusian yang terjadi di Papua beberapa waktu lalu.
"Semenjak Gus Dur dipecat oleh Cak Imin, memang tidak pernah ada undangan untuk kami (keluarga Gus Dur)," kata Yenny saat dikonfirmasi perihal ketidakhadiran keluarga Gus Dur ke acara lima tahunan PKB itu, Rabu (21/8/2019).
"Mohon maaf kami sedang fokus mengurus masalah Papua," katanya.
Diketahui, hubungan antara Cak Imin dan Gus Dur tidak harmonis. Pada tahun 2008, Cak Imin memecat pamannya itu secara sepihak dari jabatan Ketua Dewan Syuro PKB. Tak hanya itu, Cak Imin juga mendepak Yenny Wahid yang duduk sebagai Sekjen PKB dan menggantinya dengan Lukman Edy.