Meski Tak Berstatus Ibu Kota, Jakarta akan Tetap Untung
"Kemarin saya sampaikan, sebagian tentu akan menjadi perkantoran, akan menjadi wilayah komersial yang menggerakkan perekonomian" kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).
"Secara natural, memang Jakarta sudah menjadi Ibu Kota ekonomi Indonesia," tambah dia.
Setelah gedung pemerintah itu disulap menjadi kawasan komersial, baik dari pembangunan maupun pen-operasional kawasan tersebut pun bakal ada kegiatan usaha yang menyerap tenaga kerja.
Anies juga melihat dari sisi kontribusi Jakarta terhadap produk domestik bruto (GDP) Jakarta paling tinggi di Indonesia. "Jakarta menyumbang 17-18 persen dari GDP Nasional, Artinya peran itu akan tetap ada, dan kegiatan-kegiatan perekonomian yang muncul akibat terbukanya lahan-lahan baru itu akan membantu perekonomian kita di Jakarta." ungkap dia.
Sebelumnya, dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta, pada Senin siang (26/8), Jokowi mengatakan, beban Jakarta sebagai pusat bisnis, ekonomi, keuangan, hingga pusat perdagangan dan jasa sudah terlalu berat. Maka, pemindahan ibu kota jadi pilihan.
"Banyak pertanyaan kenapa harus pindah. Yang pertama, beban Jakarta saat ini sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan dan jasa. Dan airport pelabuhan laut terbesar di Indonesia," tutur Jokowi.
"Kedua, beban Pulau Jawa yang semakin berat dengan penduduk 155 juta atau 54 persen dari total penduduk dan 58 persen PDB ada di Pulau Jawa. Dan pulau Jawa sebagai ketahanan pangan. Beban ini semakin besar kalau pindah tetap di Pulau Jawa," tambahnya.
Selain beban-beban tersebut, pemindahan ibu kota dari Jakarta juga dilakukan atas pertimbangan lingkungan, di mana kualitas polusi udara dan air di Jakarta mulai terlihat mengkhawatirkan. "Kita tidak bisa terus menerus, beban Jakarta dan Pulau Jawa semakin berat dalam hal kependudukan, kemacetan parah, polusi, dan air yang semakin buruk. Ini bukan salah Pemprov DKI Jakarta, tapi beban yang diberikan ke Jakarta," tutur Jokowi.
Meski begitu, Jokowi memastikan Jakarta akan tetap jadi prioritas pembangunan. Status Jakarta sebagai pusat bisnis, keuangan, perdagangan, serta pusat jasa berskala regional dan global akan terus dijalankan. "(Jakarta) Akan terus dikembangkan jadi kota bisnis, kota keuangan, pusat perdagangan dan pusat jasa berskala regional dan global," tutur Jokowi.