SBY yang Kembali Bangkit ke Ranah Politik

Jakarta, era.id - Bertepatan di hari ulang tahunnya yang ke-70, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato kontemplasi politiknya. Ini menjadi titik balik bagi SBY yang sudah cukup lama tak terjun langsung dalam kegiatan politik. 

Terlebih sejak istrinya Ani Yudhoyono divonis sakit kanker darah pada Februari 2019 lalu, SBY mulai meninggalkan kesibukannya sebagai ketua umum partai. Ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk mendampingi sang istri.

Begitu juga setelah Ibu Ani meninggal dunia pada Juni lalu, SBY yang tengah dalam keadaan berduka tak pernah lagi muncul ke publik untuk bicara soal politik. Belum lagi sepeninggal sang Ibunda Siti Habibah, pada akhir Agustus lalu.

Kini Presiden ke-6 Indonesia itu kembali menyampaikan pidato Kontemplasinya, tepat setelah acara tahlilan 100 hari mengenang Ani Yudhoyono, di kediaman SBY di Cikeas, Bogor. Dalam pidatonya tersebut, SBY menyinggung beberapa isu, salah satunya soal persatuan dan kesatuan bangsa yang menurutnya saat ini sudah 'lampu kuning'.

SBY mengatakan, perlu upaya penguatan yang melibatkan seluruh pihak. Dibutuhkan rasa cinta dan kekeluargaan untuk bisa merajut persatuan dan kesatuan RI yang memiliki begitu banyak keberagaman di dalam masyarakatnya.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="in" dir="ltr">Pidato Kontemplasi SBY<a href="https://t.co/qdfaYbfRIL">https://t.co/qdfaYbfRIL</a> <a href="https://t.co/MFdpkn7MnB">pic.twitter.com/MFdpkn7MnB</a></p>&mdash; Partai Demokrat (@PDemokrat) <a href="https://twitter.com/PDemokrat/status/1171194093902258176?ref_src=twsrc%5Etfw">September 9, 2019</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

SBY juga meminta seluruh pihak untuk mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia juga berharap pidato kontemplasi ini dipertimbangkan Jokowi untuk mengambil kebijakan. SBY mengatakan menciptakan masyarakat-bangsa-negara yang baik merupakan agenda yang berkesinambungan.

"Saya selaku pribadi dan pimpinan Partai Demokrat, saya mengajak saudara-saudara saya rakyat Indonesia untuk mendukung pemerintahan yang baru agar sukses dalam mengemban amanah rakyat," kata SBY, Senin (9/9) malam.

Menurut SBY, pemerintahan yang sukses berarti kebahagiaan bisa diraih oleh semua masyarakat Indonesia. Sekali pun diperlukan waktu yang panjang, serta ikhtiar dan kerja besar untuk menggapai itu semua. 

"Tak ada perjalanan dan pembangunan bangsa yang bebas dari rintangan, termasuk dinamika dan pasang surutnya," imbuh SBY.

Di satu sisi, kata SBY, kemajemukan merupakan suatu anugerah. Namun di sisi yang lain, merupakan suatu kerawanan dan sumber konflik.

Merujuk dari kondisi tersebut, SBY menyebut tidak ada resep ajaib untuk menjaga persatuan dan kerukunan. Selain memperkuat dua nilai fundamental, di mana Indonesia punya semangat kekeluargaan dan keterwakilan untuk masyarakat dan bangsa yang beragam. "Kompromi dan konsensus yang adil dan membangun bukanlah jalan dan cara yang buruk," ujar dia.

"Jika sungguh kita lakukan, insyaallah, kita akan benar-benar bisa menghadirkan 'masyarakat yang baik', 'ekonomi yang baik', dan 'politik yang baik'," tegas SBY.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="in" dir="ltr">Ketua Umum <a href="https://twitter.com/PDemokrat?ref_src=twsrc%5Etfw">@PDemokrat</a> <a href="https://twitter.com/SBYudhoyono?ref_src=twsrc%5Etfw">@SBYudhoyono</a> dan keluarga memotong tumpeng di kediaman, Puri Cikeas, Bogor (9/9). SBY bersyukur memperingati HUT ke-70 &amp; HUT ke-18 PD tp dibarengi duka karena baru kehilangan istrinya, Ani Yudhoyono, dan ibundanya, Siti Habibah.<a href="https://twitter.com/hashtag/KontemplasiSBY?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#KontemplasiSBY</a> <a href="https://twitter.com/abrorXIV?ref_src=twsrc%5Etfw">@abrorXIV</a> <a href="https://t.co/EF2n7eHXLJ">pic.twitter.com/EF2n7eHXLJ</a></p>&mdash; Demokrat TV (@Demokrat_TV) <a href="https://twitter.com/Demokrat_TV/status/1171220100524859392?ref_src=twsrc%5Etfw">September 10, 2019</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

Di saat yang sama, SBY sesekali menyeka matanya yang berkaca-kaca kala mengenang istri dan ibundanya yang telah tiada saat membaca pidato kontemplasinya. Namun rasa syukur dan bahagia kala perayaan ulang tahunnya menjadi perayaan paling sepi bagi SBY, karena ditinggalkan dua orang yang disayanginya.

"Ini adalah hari ulang tahun yang pertama, yang di tengah malam yang hening, tak ada yang memeluk saya sambil membisikkan kata-kata yang indah 'selamat ulang tahun, Pepo, happy birthday, panjang usia, bahagia, dan sukses selalu'," ujar SBY.

Meski kehilangan istri dan ibunya, SBY mengatakan dia tak boleh berlarut dalam kesedihan. Sebabnya, masih ada orang lain yang membutuhkan senyum dan semangatnya.

"Inilah kehidupan penuh paradoks. Satu titik, dua sisi. Dua sisi dari satu mata uang logam, kodrat keseimbangan dalam domain kekuasaan Tuhan," katanya.

 

Tag: