Bagaimana Habibie Menginspirasi Pemerintahan Hari Ini

Jakarta, era.id - Jalur kehidupan almarhum Bacharuddin Jusuf Habibie adalah inspirasi. Pun bagi para kepala daerah dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Habibie adalah teladan bagi mereka. 

Bagi presiden Jokowi, Habibie adalah sosok yang penuh cinta. Dibekali kecerdasan, Habibie selalu memiliki pandangan penuh visi. Ia tak cuma berpikir tentang apa yang terjadi di indonesia saat ini. Visi Habibie selalu berorientasi pada pembangunan indonesia untuk 50-seratus tahun ke depan.

"Kita tidak akan pernah lupa jasa beliau ketika jadi presiden. Almarhum dengan cepat telah meletakkan fondasi demokrasi indonesia yang kita turut nikmati saat ini," ungkap Jokowi, Kamis (12/9).

"Kami akan selalu ingat pesanmu, 'Jangan terlalu banyak diskusi, jangan cengeng, tapi terjunkan ke proses nilai tambah secara konsisten. Pasti indonesia akan terkemuka di asia tenggara dan dunia,;" lanjut Jokowi mengutip pesan Habibie.

Di mata kepala daerah

Di mata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Habibie lebih dari pemimpin. Ia adalah tokoh inspiratif yang selalu meninggalkan kesan dalam setiap hal yang dilakukan. Itulah yang membawa Ganjar ke Jakarta untuk menghadiri upacara pemakaman Habibie. 

"Kalau kita pasti tahu semua siapa Pak Habibie. Saya memang tidak dekat, tapi beliau bisa tahu saya. Dan itu sesuatu yang kecil tapi sangat berkesan besar," kata Ganjar. 

Diceritakan Ganjar, saat itu di tengah acara sebuah partai politik, Habibie datang dan melambaikan tangan kepada hadirin. Ganjar membalas lambaian tangan Habibie. Tiba-tiba, Habibie jalan ke arah Ganjar dan menjabat tangannya. 

"Saya ditepuk pundaknya. Dia bilang 'anak muda maju terus, saya suka.' Di balik makna itu ternyata beliau orang yang inspriratif, mendorong, menyemangati," tutur Ganjar. 

Ganjar belajar dari Habibie agar tidak mudah menyerah dan rajin baca buku. Habibie juga menginspirasi Ganjar hingga soal pengembangan di dunia teknologi dan diplomasi. Dari Habibie pula, Ganjar belajar menjadi orang yang punya ambisi namun tetap menjaga sikap ambisius.

Bagi Ganjar, keseimbangan itu amat mengagumkan. Keseimbangan yang membuat Habibie menjadi seorang negarawan yang mengantarkan Indonesia dalam sebuah transisi demokrasi. "Alhamdulillah kita bisa menikmati semua, saya kira kawan kawan media, kebebasan pers dimulai dari Pak Habibie," ucapnya. 

Kehilangan akan sosok Habibie juga dirasakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ia mengaku punya kedekatan bak ayah dan anak dengan Habibie. Seperti waktu Anies mencabut izin 13 pulau reklamasi di Teluk Jakarta pada September 2018, dirinya dipanggil Habibie untuk menghadap. 

"Saya dipanggil. Kata dia, 'Anies, yang dihadapi itu besar loh. Kamu hati-hati, ini raksasa loh.' Dia mengatakan itu sebagai ayah. 'Saya ini ayahmu. Kamu anak ayah. Hati-hati.' Jadi, saat beliau mengkhawatirkan terjadi sesuatu, saya dipanggil khusus," ucap Anies.

Lebih lanjut, Anies menilai Habibie memiliki jasa besar sebagai salah seorang intelektual dan teknokrat asal Indonesia yang mencari ilmu di luar negeri namun tetap mengabdi di Indonesia.

"Seseorang yang sudah bekerja di Jerman posisinya amat baik dan memilih untuk pulang ke tanah air di awal 70-an, di saat Indonesia baru merangkak dan dia memilih untuk berada di tanah air sendiri," ungkapnya.