Pesawat Twin Otter Hilang di Papua, SAR Minta Bantuan Warga
Kepala Kantor SAR Timika Monce Brury mengatakan, berdasarkan analisis, pesawat itu melaporkan posisi terakhirnya kepada menara ATC di Bandara Timika pada koordinat 37,5 mil laut radius 56 derajat pada menit 01.59 UTC.
Lima mil ke depan dari posisi terakhir itu yang diduga menjadi tempat kecelakaan pesawat Twin Otter PK-CDC, di kawasan sekitar Distrik Hoeya.
"Kami sudah menyebarkan informasi melalui telepon satelit dan radio SSB ke Distrik Hoeya untuk meminta masyarakat Kampung Hoeya agar membantu dalam proses pencarian pesawat Twin Otter PK-CDC yang hilang kontak," kata Monce dilansir Antara, Minggu (22/9/2019).
Menurut dia, setiap dua jam sekali, jajarannya mengontak aparat distrik dan aparat Kampung Hoeya untuk mengetahui perkembangan informasi pencarian oleh warga melalui jalur darat di wilayah tersebut.
Pencarian pesawat milik PT Carpediem Air yang hilang kontak dalam penerbangan dari Timika menuju Ilaga sejak Rabu (18/9) hingga Sabtu petang itu belum membuahkan hasil. Akhirnya, diputuskan alternatif lain yaitu pencarian melalui jalur darat dengan berjalan kaki menuju titik sasaran selain melibatkan armada helikopter yang lebih banyak pada operasi SAR hari ke lima, Minggu (22/9).
Komandan Pangkalan TNI AU Yohanes Kapiyau Timika Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto mengatakan, fasilitas komunikasi di Distrik Hoeya sangat terbatas untuk melaporkan setiap perkembangan informasi yang didapatkan masyarakat setempat ke Timika.
Satu-satunya sarana komunikasi ke Timika hanya menggunakan peralatan radio SSB.
"Di Distrik Hoeya yaitu di Puskesmas Hoeya terdapat radio SSB untuk bisa berkomunikasi dengan personel Kantor SAR di Timika. Sementara ini belum ada laporan atau temuan dari warga Hoeya terkait keberadaan pesawat yang kita cari-cari itu," kata dia.
Sugeng menambahkan, Minggu pagi mulai pukul 06.00 WIT, proses pencarian pesawat hilang kontak itu akan diawali dengan menerbangkan pesawat CN 235 TNI AU untuk meninjau kondisi cuaca di lokasi sasaran.
Selanjutnya akan diterbangkan berturut-turut dua unit helikopter milik PT Freeport Indonesia dan disusul helikopter Caracal TNI AU dan helikopter milik PT Carpediem.
"Mudah-mudahan kondisi cuaca bisa mendukung sehingga proses pencarian bisa maksimal dan pesawat yang kita cari-cari selama empat hari terakhir ini bisa segera ditemukan," kata Sugeng.
Pencarian pesawat pada Sabtu pagi tidak bisa dilakukan lantaran kondisi cuaca di titik sasaran kurang bersahabat karena kawasan itu diselimuti kabut tebal disertai hujan deras.
Proses pencarian baru bisa dilakukan mulai pukul 14.38 WIT dengan menerbangkan pesawat Twin Otter PK-CDJ milik PT Carpediem dan selanjutnya berturut-turut diterbangkan pesawat CN 235 TNI AU yang dilengkapi fasilitas foto udara serta helikopter milik PT Carpediem.
Sugeng mengatakan, titik sasaran pencarian pesawat hilang kontak itu berada pada lima mil setelah pesawat itu melaporkan posisi terakhirnya yaitu pada koordinat 37,5 nautical mile itu.
Pada Sabtu siang, lokasi yang diduga menjadi area kecelakaan pesawat Twin Otter PK-CDC itu tertutup awan.