Masalah Lama DKI Jadi Beban DPRD Baru
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengklaim, sudah punya peta permasalahan dua isu itu berdasarkan pengalamannya selama lima tahun terakhir. Tahun
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Pimpinan DPRD DKI Periode Baru, dari Para Petahana hingga Anak Zulhas", https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/03/14584761/mengenal-pimpinan-dprd-dki-periode-baru-dari-para-petahana-hingga-anak?page=all.
Penulis : Nursita Sari
Editor : Jessi Carina
2019-2024 adalah periode kedua Prasetyo memimpin DPRD DKI.Dalam waktu dekat, isu banjir bakal menjadi prioritasnya. Sebab, menurutnya, penanganan masalah banjir perlu segera diutamakan karena musim hujan akan segera tiba. Memang, Jakarta kerap langganan banjir bulan Desember hingga Maret.
"Sekarang (musim) banjir akan mendekat. Saya minta ke kepala daerah, melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum untuk cepat mengeruk kali-kali yang ada di Jakarta, supaya mencegah banjir," kata Prasetyo di Gedung DPRD DKI, Kamis (3/10/2019).
Untuk masalah kemacetan, Prasetyo akan mengkritisi dua pelican crossing atau penggunaan penyeberangan jalan berlampu lalu lintas yang dibuat Gubernur DKI Anies Baswedan untuk menggantikan JPO di Jalan MH Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman.
Saat itu, alasan Anies merombak JPO menjadi pelican crossing pada 2018 lalu adalah estetika. Anies ingin peserta Asian Games yang melintas dari arah Thamrin bisa melihat langsung kemegahan Patung Selamat Datang.
Prasetyo menganggap, keberadaan pelican crossing dianggap menambah kemacetan di Jalan Sudirman-Thamrin. "Kalau gubernur sebelumnya bangun JPO supaya lalu lintas jalan. Tapi kenyataan sekarang ini kan macetnya sudah sampai Semanggi. Nah, solusinya harus dibuat tunnel ke bawah," tutur dia.
Sementara, untuk penyelenggaraan acara besar di DKI seperti Formula E, Prasetyo mendukung. Mengingat, acara ini akan menampilkan wajah Jakarta di seluruh dunia, dan mengampanyekan penggunaan kendaraan listrik.
Bentuk dukungan yang akan dilakukan DPRD adalah percepatan pembahasan anggaran yang akan digelontorkan untuk penyelenggaraan Formula E.
"Kalau masalah untung rugi, ya awalnya memang rugi. Tapi, kalau ke depan akan bisa menimbulkan keuntungan besar seperti Formula 1," ungkap Prasetyo.