Jati Diri yang Terlupakan dalam Film Bebas
Film ini bercerita persahabatan tentang enam orang remaja ibu kota. Vina muda (Maizura) merupakan anak pindahan dari salah satu SMA di Sumedang. Sebagai anak Sunda yang baru beradaptasi di kalangan anak gaul Jakarta, ia kerap menjadi bahan lelucon di sekolahnya.
Untungnya datang sekelompok geng sekolah beranama Bebas yang digawangi oleh Kris (Sheryl Sheinafia), Jessica (Agatha Pricilla), Gina (Zulfa Maharani), Suci (Lutesha), dan Jojo (Baskara Mahendra).
Bebas menghadirkan secuplik kehidupan sekolah massa 1990-an yang belum mengenal teknologi seperti wabah internet. Anda disini mungkin tak akan melihat pertengkaran di media sosial, namun film ini menyajikan bentrok antar geng yang saling melontarkan kata-kata ala anak 90-an.
Baca Juga: Tragedi yang Tersembunyi dalam Komedi Joker
Istilah-istilah yang sudah jarang terdengar seperti sepokat (sepatu) hingga kokay (kaya) akan terdengar dalam film ini bakal membuat Anda nostalgia. Selain itu, fashion yang ditampilkan pun merupakan yang terbaik di masanya, seperti model rambut Shaggy, hingga sepatu merek Kasogi.
Seiring berjalannya waktu geng Bebas terpisah selama 23 tahun. Vina dewasa (Marsha Timothy) tak sengaja bertemu dengan Kris (Susan Bachtiar) dengan kondisinya yang sakit parah dan membuat hidupnya divonis tak akan lama.
Keadaan ini kemudian membuat Kris meminta Vina untuk mengumpulkan kembali anggota geng masa sekolahnya. Orang pertama yang ditemukan Vina adalah Jessica (Indy Barends). Bersama Jessica, ia menyewa bantuan detektif untuk mencari tiga anggota lainnya, Jojo (Baim Wong), Gina (Widi Mulia), dan Suci.
Musik-musik yang dipilih dalam lagu ini melewati kurasi ketat agar betul-betul mewakili cerita. Sejak awal film ini diputar, Anda pasti sudah gatal untuk ikut bersenandung mendengar lagu-lagu lawas yang tak ada matinya; "Bidadari" dari Andre Hehanusa, "Cukup Siti Nurbay" dari Dewa 19, "Cerita Cinta" dari Kahitna, "Sendiri" dari Chrisye dan tentu saja "Bebas" dari Iwa K yang jadi lagu tema.
Adaptasi Sunny
Bebas merupakan adaptasi film Korea Selatan berjudul Sunny. Meski merupakan karya adaptasi, Bebas mempunyai identitas sendiri yang memperlihatkan kehidupan remaja Jakarta sekitar tahun 90-an, tepatnya 1995-1996. Sedangkan, Sunny berada pada waktu 1987.
"Tahun 1995-1996 adalah masa pop culture sedang berkembang sekali, anak muda punya bahasa 'G', tapi di lapisan lain sudah mulai ada kegelisahan," ujar Mira, dikutip Antara.
Selain latar waktu, perbedaan lainnya ada di komposisi para pemain. Berbeda dengan versi aslinya, dalam Bebas ada satu laki-laki dan lima perempuan. Sementara di Sunny, satu geng berisi enam perempuan. Alasannya, karakter-karakter ini belajar di sekolah negeri yang murid-muridnya terdiri dari perempuan dan laki-laki. Bukan hal yang aneh bila satu geng tak cuma diisi oleh satu gender.
Baca Juga: YouTuber Bantu Kita Berkhayal Andai Heath Ledger adalah Arthur Fleck
Setiap tokoh dalam film ini masing-masing diberi porsi cerita yang cukup. Hal ini akan membuat penonton merasa peduli terhadap semua pemeran, bukan hanya satu atau dua orang saja. Setiap tokoh punya masalah sendiri ketika tumbuh dewasa, tidak semuanya bisa mewujudkan cita-cita optimistis yang keluar dari mulut mereka saat remaja.
Selain itu, penyesuaian Riri Riza dan Mira Lesmana agar film ini memiliki ciri khas sendiri bisa dilihat dari pemilhan nama dua karakter, Vina Panduwinata dan Krisdayanti. Mira mengemukakan dua nama itu menjadi pengikat pertama dari ide film Bebas karena yang ia cari terlebih dahulu adalah nama tokoh-tokoh utamanya.
"Kami mencari tokoh yang ada dan menginspirasi orangtua untuk menamakan anaknya. Siapa pun nama penyanyi yang dipilih, dia akan (berlatar belakang seperti) jadi orang itu," ujar Mira, menambahkan kala itu ada banyak penyanyi terkenal yang berasal dari Jawa Barat.
Ketika nama Vina dipilih jadi tokoh utama, secara otomatis Mira dan Riri menciptakan karakter gadis Sunda, sama seperti sang penyanyi legendaris pelantun Burung Camar.