Tanda Tanya di Balik Tulisan Tangan Anak SD yang Bunuh Diri

Jakarta, era.id - Selembar surat berisi tulisan tangan tak rapih khas anak-anak, masih menjadi teka-teki Kepolisian Resor Temanggung, Jawa Tengah. Tim penyidik menelusuri maksud tulisan tangan siswa SD berinisial HAN, warga Kelurahan Butuh, Kabupaten Temanggung. Bocah 12 tahun tersebut diduga menulis surat itu, sebelum akhirnya bunuh diri.

"Penyelidikan terhadap tulisan tangan korban tersebut untuk mengetahui benar tidaknya tulisan tangan di selembar kertas yang diduga pesan terakhir korban," kata Kasat Reskrim Polres Temanggung AKP M. Alfan Armin di Temanggung, Selasa (8/10/2019), dilansir dari Antara.

HAN ditemukan tewas oleh ayahnya pada Senin (7/10), pagi. Polisi memeriksa sekitar lokasi kejadian dan menemukan surat yang diduga menjadi pesan terakhir HAN.

Begini isi surat itu: "Yowes nek pancen Bokde ora kenal karo aku tak ngendat alias mati nang buri omah, seko Pinjol." (Kalau Bude tidak mengenal saya, saya mau bunuh diri dengan cara menggantung di belakang rumah, dari Pinjol.)

Baca Juga : Kala Hidup Tak Sebebas Dulu

Alfan menjelaskan, polisi bakal mendalami surat tersebut dengan uji laboratorium forensik. Selain itu, sekolah bakal dimintai sampel tulisan tangan korban.

"Nanti diuji benar atau tidak tulisan tangan yang diduga surat pesan terakhir dari korban tersebut yang ditinggalkan di rumah budenya," kata Alfan.

Berdasarkan hasil autopsi, polisi menemukan ada bekas gantungan pada leher HAN. Alfan menegaskan tidak ada tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan.

"Berdasarkan hasil autopsi dan visum luar tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan," katanya.

Ia menyampaikan surat diduga pesan terakhir dari korban tersebut ditemukan di rumah bude korban. Ceritanya, pada hari Senin (7/10) budenya mendapatkan kertas diduga pesan korban di bawah pintu ketika hendak salat subuh.

Surat itu kemudian dibawa ke rumah HAN, lalu diberikan kepada bapaknya. Selanjutnya, bapak HAN mengecek ke rumah bagian belakang. Bapak HAN lalu menemukan anaknya sudah tewas dengan kondisi tubuh tergantung.

Baca Juga : Misteri Tewasnya Aktivis Walhi

Ia lalu berteriak dan warga berdatangan. HAN kemudian diturunkan dan ditaruh di ruang tamu. Warga pun melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Temanggung.

Dari olah tempat kejadian perkara, ditemukan tambang buat gantung diri dan sejumlah pakaian yang dikemas taplak. Kemasan itu diduga menjadi alat pijakan korban untuk menggantung.

Kasat Reskrim Polres Temanggung AKP M. Alfan Armin menuturkan, berdasarkan keterangan dari bapak HAN, Heru Suwartono, HAN keluar rumah entah ke mana sekitar pukul 07.00 WIB sampai 08.00 WIB.

"Korban pergi ke mana masih didalami karena tanya ke teman-temannya, sementara belum ada yang tahu. Informasi dari bapaknya, korban sering main keluar," katanya.

Sempat beredar kabar, HAN mati dibunuh setelah dianiaya. Tapi polisi membantah kabar tersebut.

Tag: hari pencegahan bunuh diri