Menyingkap Aksi Abu Rara, Teroris Penyerang Wiranto di Pandeglang

Jakarta, era.id - Kemarin, Indonesia digegerkan peristiwa penyerangan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Republik Indonesia, Wiranto, yang terjadi di alun-alun Menes, Pandeglang, Banten.

Wiranto mengalami dua luka tusuk di bagian perutnya. Pelaku juga menyerang tiga orang lain, Kapolsek Menes Kompol Dariyanto, ajudan Fuad, dan warga sekitar juga menjadi korban.

Pelakunya bernama Syahril Alamsyah alias Abu Rara.  Dia beraksi bersama istrinya yakni, Fitria Andriana. Keduanya sudah ditangkap polisi.

Polisi merilis pelaku penusukan Wiranto (Rizky/era.id)

Dari pemeriksaan, Abu Rara memiliki keterkaitan dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Sebab, pria yang lahir di Medan, Sumatera Utara, 31 tahun silam itu merupakan simpatisan JAD Bekasi.

Keterkaitan itu lantaran Abu Rara memiliki hubungan dengan Abu Zee yang merupakan amir atau ketua kelompok teroris yang ditangkap di wilayah Bekasi, pada bulan September lalu.

Hubungan antara keduanya terjalin ketika Abu Rara dinikahkan dengan sang istri Fitria di wilayah Bogor, Jawa Barat. 

Meski demikian, pertemuan antara keduanya tak berlangsung lama lantaran Abu Rara dan istrinya itu memutuskan untuk pergi ke Pandeglang, Banten. 

Meski tak bertemu, komunikasi antar keduanya masih terjalin. Komunikasi mereka bangun lewat melalui media sosial, tanpa lagi bertatap muka.

"Abu Rara ini terpisah, setelah berkomunikasi melalui media sosial, hanya sekali terus dia pergi ke kampung Menes," ucap Karo Penmas DivHumas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jumat (11/10/2019).

Setelah berpisah, Abu Rara memilih untuk menjalani hidupnya di wilayah Pandeglang itu. Namun, beberapa lama kemudian dia mendapat informasi bahwa sosok yang dihormatinya itu tertangkap bersama beberapa koleganya. Dari situ muncul niatan untuk melakukan aksi amaliyah dengan sasaran thaghut.

"Dalam pemeriksaan, Abu Rara sendiri merasa takut, stres dan tertekan setalah mendengar ketuanya (Abu Zee) dia, meskipun dia tidak aktif terlibat dalam kelompoknya ini tertangkap," ungkap Dedi.

Dengan adanya pemikiran itu, momen kedatangan pejabat negara yang beragendakan meresmikan gedung dan menjadi pembicara di depan ribuan mahasiswa, Kamis (10/10), dimanfaatkan oleh Abu Rara.

Kala itu, lokasi pendaratan helikopter yang akan membawa Wiranto kembali dari Pandeglang untuk melanjutkan aktivitasnya itu atau tepatnya di alun-alun Menes hanya berjarak 300 meter.  Abu Rara mengatur strategi. Dia meminta istrinya turut ikut dalam aksi ini dan menusuk polisi yang ada di sekitarnya ketika serangan ke Wiranto dilancarkan. 

"Langsung secara spontan menuju ke alun-alun. Dia merencanakan dengan istrinya, nanti saya (Abu Rara) akan menyerang bapak (Wiranto) yang turun dari helikopter, kamu nanti langsung menusuk anggota polisi yang dekat dengan bapak itu," kata Dedi menceritakan strategi mereka.

Konferensi pers Mabes Polri soal penusukan Menko Polhukam Wiranto (Rizky/era.id)

Namun, pengakuan Abu Rara kepada polisi, penyerangan ini dilakukan spontan tanpa mengetahui siapa pejabat negara yang hadir saat itu. Menurut Abu Rara, siapapun yang datang ke tempat ini adalah pejabat negara, karena menggunakan fasilitas mewah dan banyak dikerumuni masyarakat. Sehingga, aksi penyerangan itupun dikatakan sebagai spontanitas dari pemanfaatan momentum.

"Kebetulan saat itu, ada kapal (helikopter) masyarakat banyak berbondong-bondong ke alun-alun. Saya enggak tahu siapa. Itulah sasaran kita," ungkap Dedi menirukan perkataan Abu Rara kepada penyidik.

Dengan beberapa alasan itulah, Abu Rara nekat melakukan penyerangan kepada thaghut yang merupakan pejabat negara dan aparat kepolisian. Bahkan dengan penyerangan yang dilakukannya, Abu Rara berharap bahwa pihak kepolisian akan menembak matinya.

Sehingga, konteks aksi amaliyah yang dilakukannya telah berhasil. "Dari pemeriksaan merka sudah berkomitmen dengan istrinya. Harapan saya (Abu Rara) akan ditangkap dan melakukan perlawanan semaksimal mungkin sampau ditembak mati dan jihadnya berhasil," cetus Dedi.

Tag: wiranto teroris