Tak Mudah Menjadi Seorang Sulli

Jakarta, era.id - Idol K-Pop, Sulli ditemukan meninggal dunia pada Senin (14/10) pukul 03.21 sore waktu setempat. Sebuah duka mendalam bagi seluruh penggemar. Tewasnya Sulli kali pertama dilaporkan oleh sang manajer ke kepolisian setempat. Sang manajer khawatir sebab tak dapat menghubungi Suli sejak hari Minggu (13/10). Padahal, saat itu keduanya berbincang panjang di telepon.

Melalui Dispatch, stasiun pemadam kebakaran Seongnam mengonfirmasi kabar ini. “Kami menerima laporan kematiannya di jam 3.20 sore waktu Korea. Ia sudah tidak bisa diselamatkan ketika kami sampai di tempat kejadian.”

Sulli ditemukan tidak bernyawa di apartemen yang ia tempati. Sehari sebelumnya, ia mengunggah sebuah video di Instagram ketika dirinya menerima sebuah tas dari label Stretch Angels.

 

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

 

 

 

 

 

 

 

@stretchangels ? ?? ?????????

A post shared by ????? (Sulli) (@jelly_jilli) on

Sulli dikenal sebagai member grup perempuan F(x). Memulai debut di tahun 2009, Sulli meraih popularitas dengan visual dan kemampuan vokalnya yang baik. Saat itu, F(x) juga sedang di atas ketenaran karena konsep yang dipakai berbeda dengan grup-grup perempuan sebayanya.

Menjadi artis dan menjalani training sejak kecil, Sulli juga dikenal akrab dengan anggota-anggota grup lain yang lebih senior di bawah naungan agensi SM Entertainment. Sebut saja, TVXQ, Super Junior, dan SHINee.

Sampai di tahun 2014, di tengah promosi album "Red Light", Sulli memutuskan untuk vakum tanpa alasan yang jelas. Namun, setahun setelah vakum, Sulli memutuskan hengkang dari grup yang membesarkan namanya itu. Meski begitu, Sulli tetap menjadi artis di bawah agensi SM Entertainment.

Sejak itu, karier Sulli di industri hiburan mulai meredup. Hingga pada tahun 2017, Sulli bermain dalam film Real bersama Kim Soo Hyun. Saat itu, respons negatif menyelimuti film tersebut. Cerita yang tak masuk akal dan Sulli yang disebut tak memiliki kualitas akting yang bagus jadi penyebabnya.

Di tahun 2018, penyanyi RnB, Dean, mengajak Sulli untuk menjadi teman duet dalam tunggal bertajuk Dayfly. Komentar warganet mengkritik Dean yang salah memilih pasangan duet karena Sulli tidak punya vokal yang bagus. Dean pun menjawab bahwa Ia menyukai suara Sulli dan percaya suaranya sesuai dengan lagu Dayfly.

Gambaran depresi Sulli

Setahun kemudian, Sulli merilis lagu solonya yang diberi judul Goblin. Lagu itu bercerita tentang seseorang yang berusaha untuk berteman dengan rasa sakit yang dideritanya. Melalui klip video yang dirilis, Sulli menceritakan depresinya sejak menit pertama.

Sejak kecil, Sulli memang mengalami gangguan panik dan gangguan sosial. Ia meminta pertolongan, meski tak betul-betul yakin apakah ada yang mendengar. Sulli juga menampilkan lagu ini pertama kali dalam showcase-nya yang diberi nama Peaches Go!blin dan merilis mini album yang berisi tiga lagu, termasuk Goblin.

Setelah mulai merilis lagu, Sulli juga aktif dalam televisi. Salah satunya dengan menjadi anggota panel reguler dalam acara Night of Hate Comments. Di acara itu, Sulli membaca komentar-komentar jahat yang dikirimkan kepadanya.

Sulli memang dikenal sebagai sosok yang kontroversial karena keberaniannya. Misalnya, ketika ia menjalani hubungan dengan Choiza, rapper hip hop dari grup Dynamic Duo secara publik. Atau ketika ia mengaku sebagai feminis dan mendukung no bra movement.

Dalam acara Night of Hate Comments, Sulli menjelaskan ketidaksukaannya memakai. Baginya, setiap wanita berhak menentukan keinginan untuk menggunakan atau tidak mengenakan bra. Hal itu berbuah pada kritik pedas netizen.

Sulli yang dikenal sering melakukan live streaming lewat akun Instagram-nya sejatinya sempat mengirim pesan tentang keresahannya. Beberapa waktu sebelum kematian Sulli, ia pernah merekam sebuah video mengatakan: aku bukan orang jahat.

Di samping sisi kontroversialnya, Sulli dikenal sebagai pribadi yang baik. Teman-teman seniornya, baik di dalam agensi maupun di luar agensi sangat mendukung kariernya. Temannya sesama penyanyi, IU bahkan membuat sebuah lagu berjudul Peach yang ditujukan kepada Sulli. Sulli pun mendapat julukan Human Peach karena kulitnya yang putih dan senyumnya yang manis.

Sulitnya jadi idol K-Pop

Tak mudah menjadi Sulli. Menjadi artis cilik sejak kecil, dirinya harus melalui sejumlah tahapan training agar bisa menampilkan performa terbaiknya. Sistem yang dianut Sulli ini tanpa sadar membuat dirinya menjadi pribadi yang tahan banting dan dipercaya menguatkan mental baik di atas panggung ataupun di luar panggung.

Seorang idola dituntut untuk menjadi seseorang yang pandai menyembunyikan perasaan. Padahal, sejatinya semua orang memiliki perasaan sedih. Dan mengungkap perasaan tersebut, sejatinya adalah hal yang sangat sah.

Belum lagi, berkarier dalam industri hiburan tidak melulu indah. Contohnya Sulli. Meski sudah mengatakan dengan jujur tidak ingin menyanyi dalam grup karena merasa letih dengan kehidupan menjadi seorang idol Kpop serta kesehatan mental yang diidapnya, Sulli selalu menerima komentar buruk dari netizen tentang sakitnya dan tidak jarang menerima perlakuan tidak adil. 

Tidak hanya Sulli. Nyatanya ada beberapa idol K-Pop yang secara jujur menyuarakan kesehatan mentalnya. Rapper Tablo dari Epik High misalnya. Ia mengalami insomnia sejak kecil. Ia selalu diberitahu bahwa itu hal yang buruk. Tablo pun menuangkan keresahan itu dalam Sleepless in _______.

Mina dari grup perempuan TWICE juga baru-baru ini menjadi sorotan publik. Sejak bulan Juli 2019, agensi JYP Entertainment menyatakan Mina akan beristirahat dari dunia hiburan untuk waktu yang tidak ditentukan. Mina didiagnosis mengalami gangguan serangan panik ekstrem dan rasa tidak nyaman saat di panggung. Hal ini membuat Mina tidak ikut tampil dalam serangkaian penampilan serta tur konser TWICE yang sedang berjalan.

Beberapa tahun lalu, tepatnya tahun 2016, vokal dari grup laki-laki WINNER, Nam Taehyun memutuskan keluar secara sepihak dari grup yang saat itu sudah dua tahun berkarier. Sampai beberapa tahun kemudian, Taehyun menyuarakan gangguan bipolar dan kesehatan mentalnya yang mengganggunya dalam berkarier secara grup.

“Karena hal itu, sangat mudah bagiku untuk merasa kesepian. Aku punya gangguan bipolar berat. Itu memusingkan. Di luar itu menjadi sulit, pasang surutku juga membuat hal menjadi sulit bagi orang-orang yang bekerja denganku.” katanya kepada Majalah bnt di bulan Agustus 2018.

Perginya Sulli membuat serangkaian acara di Korea menjadi batal. Misalnya, beberapa perilisan konten maupun musik, baik dari artis sesama label SM Entertainment seperti Taeyeon, Super Junior, SuperM, acara NCT Dream maupun di luar label seperti Monsta X, BTOB, dan Nuest. Pembatalan itu dilakukan demi menghormati kepergian Sulli. Keluarga Sulli dan label SM Entertainment juga memutuskan untuk menggelar pemakaman secara tertutup dari media.

Rendahnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan mental memang masih menyedihkan. Beberapa idol K-Pop yang mencoba menyuarakan kesehatan mentalnya malah berbalik diserang netizen. Agensi yang menaungi para idol K-Pop ini juga terkadang terlihat tidak acuh terhadap kesehatan mental para artisnya.

Padahal, hal ini penting untuk karir mereka ke depannya. Semoga ke depannya agensi lebih memerhatikan kondisi artis mereka agar tak ada lagi publik figur yang mengalami hal serupa seperti Sulli. Selamat beristirahat dengan tenang, Sulli.