Sebuah Undang-Undang untuk Sulli dan Mereka yang Di-Bully

Jakarta, era.id - Kepergian Sulli meninggalkan kenangan sekaligus perdebatan. Di media sosial, warganet penggemar Sulli menyuarakan penolakan atas cyber bullying yang terus-terusan menyasar Sulli kendati sang bintang telah tiada. Suara penggemar ini turut menggerakkan parlemen di Korea Selatan untuk merancang sebuah produk Undang-Undang (UU).

Sepanjang kariernya, Sulli adalah salah satu bintang yang paling banyak menerima komentar negatif. Bahkan, Sulli juga kerap jadi sasaran perundungan. Segala perundungan yang dialami Sulli --bahkan selepas kepergiannya-- membuat banyak pihak menyadari pentingnya meningkatkan perhatian terhadap kesehatan mental.

Rancangan produk UU yang diberi nama #SulliAct itu dibuat untuk melawan perundungan-perundungan di internet. Rancangan tersebut diusulkan oleh sembilan anggota Majelis Nasional dan didukung oleh seratus organisasi. Beberapa di antaranya adalah Budaya Global & Solidaritas Seni, Federasi Serikat Buruh Korea, hingga Serikat Pegawai Pemerintah Korea.

Selain itu, keluarga dan rekan Sulli serta dua ratus selebriti lain yang pernah mengalami perundungan serupa juga ikut dalam dukungan. Asosiasi Manajemen Hiburan Korea Selatan (CEMA) juga bereaksi. Mereka telah mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan bahwa organisasi tersebut berencana mengambil tindakan keras untuk memberantas kekerasan siber.

 

 

 

 

View this post on Instagram

 

 

 

 

 

 

 

 

 

@stretchangels ? ?? ?????????

A post shared by ????? (Sulli) (@jelly_jilli) on

Dilansir dari Soompi, RUU ini akan dibawa secara resmi pada hari ke-49 kematian Sulli, yakni di awal Desember, di Aula Memorial Majelis Nasional. Kepolisian Seongnam juga telah mengeluarkan bukti otopsi lanjutan Sulli. Menurut bukti, tak ada tanda-tanda pembunuhan, baik luka atau tekanan dari luar seperti yang ditemukan pada otopsi awal.

Sulli ditemukan tidak bernyawa pada hari Senin (14/10) pada pukul 03.21 waktu setempat. Jasad Sulli ditemukan di apartemen yang ia tempati. Tewasnya Sulli kali pertama dilaporkan oleh sang manajer ke kepolisian setempat.

Sang manajer khawatir sebab tak dapat menghubungi Suli sejak hari Minggu (13/10). Padahal, saat itu keduanya berbincang panjang di telepon. Sehari sebelumnya, Sulli sempat mengunggah sebuah video di Instagram ketika dirinya menerima sebuah tas dari label Stretch Angels.