Gerindra Minta Jokowi Jangan Ragu Ambil Keputusan

Bogor, era.id - Sampai saat ini, Partai Gerindra belum memutuskan untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin lima tahun mendatang atau tetap menjadi partai oposisi.

Padahal, lengkap sudah perjalanan safari politik Prabowo untuk bertemu dengan lima partai pengusung Jokowi-Ma'ruf yang lolos di parlemen, yakni PDIP, PPP, Nasdem, PKB, dan Golkar.

Meski begitu, Gerindra justru meminta Jokowi sebagai presiden terpilih untuk tidak ragu dalam mengambil keputusan. Mengingat, Jokowi dan Prabowo telah menggelar pertemuan sebanyak dua kali. Terakhir, keduanya tampak lebih mesra dengan berswafoto bersama di Istana Negara.

"Kami sudah sampaikan ke Pak Jokowi, Pak Jokowi jangan ragu untuk ambil keputusan karena beliau adalah kepala negara. Dengan otoritas presidensial ini beliau harus meyakini jadi kita mendorong beliau sudah ambil yang terbaik menurut keyakinan beliau," kata Muzani saat ditemui di Hambalang, Jawa Barat, Rabu (16/10/2019).

Tapi, Muzani enggan membeberkan apa maksud Gerindra meminta Jokowi agar tidak ragu. Apakah untuk mengajak Gerindra masuk dalam koalisi pemerintahan, atau hanya menerima gagasan atas sikap politik Prabowo tanpa menambah koalisi yang sudah ada.

"Entah. Enggak, enggak. Enggak tahu, bisa juga kebalikan. Ya sudah jangan ragu. Kan begitu tenang aja," jawab Muzani.

Apel Partai Gerindra di Hambalang (Diah/era.id)

Sebelumnya, politikus Gerindra, Dahnil Anzar Simanjuntak hanya menuturkan sikap politik Prabowo secara umum yang telah dipaparkan kepada Jokowi sebelumnya, dengan maksud bekerja sama dengan pemerintah, sebagai alih-alih dari masuk tidaknya Gerindra dalam koalisi Jokowi.

"Sikap politik pertama, Pak Prabowo sudah menyerahkan konsepsi terkait dorongan besar ekonomi Indonesia, dengan semangat ketahanan pangan, energi, pertahanan, dan keamanan yang kuat," kata Dahnil.

Jika Jokowi bersedia menggunakan konsep yang digagas oleh Prabowo, lanjut Dahnil, Gerindra akan menindaklanjuti gagasan Prabowo di dalam pemerintah. Tapi, jika Jokowi tak menerima konsep Prabowo, Gerindra tetap menjalankannya di luar pemerintahan.

"Bila itu mau digunakan dengan Pak Prabowo dan Partai Gerindra, dan bila itu sesuai dengan kapasitas Gerindra tentu Pak Prabowo dan Gerindra siap. Namun apabila tidak tentu Pak Prabowo dan Gerindra akan tetap bekerja," kata Dahnil.

Lagi-lagi pernyataan Dahnil menimbulkan multitafsir dan tidak menjawab pertanyaan apakah Gerindra akan masuk dalam pemerintahan atau tidak. Tapi, Dahnil bilang istilah Prabowo bukan bergabung dengan koalisi, melainkan bersedia bekerja saat negara memanggil.

 

Tag: gerindra prabowo subianto jokowi-maruf amin