Kisah Perempuan Pawang Hujan di Belakang Jokowi
Jakarta, era.id - Sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024 hari ini (20/10/19), Raden Roro Istiati Wulandari mengadakan acara tumpengan. Itu adalah wujud rasa syukur sekaligus doa agar pelantikan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berjalan lancar.
Ia seorang pawang hujan. Lahir di Papua, perempuan yang akrab disapa Rara itu, mengaku sudah melakukan pekerjaan pawang hujan bahkan ketika Ia masih belia.
Rara kecil, mendapat pelajaran meditasi dan memindahkan awan dari keluarganya. Ia fokus dengan bidang itu sehingga membuatnya tumbuh seperti saat ini: seorang pawang hujan profesional.
Mengklaim diri sebagai pawang hujan milenial, Rara punya penampilan agak berbeda dengan rekan seprofesi yang lebih tua darinya. Salah satu perbedaannya adalah alat yang Ia gunakan. Jika di zaman dahulu para pawang hujan menggunakan rokok, Rara menggunakan dupa.
Rara memakai dupa sebagai medium doa untuk menggeser awan mendung dan menghalau kedatangan hujan. Ia menjelaskan, dupa itu berfungsi untuk meningkatkan elemen api. Ini yang kemudian disatukan dengan kekuatan pikiran.
“Jadi kita menyatu. Kita minta izin kepada Tuhan. Bahasa Jawa-nya itu manunggaling kawula gusti (bersatunya manusia dengan Tuhan). Jadi kita merasa mendapat berkah dari Tuhan. Sudah lahir sebagai Rara yang menyatu dengan alam. Jadi tinggal geser-geser,” kata Rara.
Rara ketika menceritakan kemampuannya. (Era.id/Tarida)
Ia mengatakan, menjadi pawang hujan berarti harus memiliki tenaga spiritual dan energi positif dalam diri. Dua hal itu adalah dasarnya.
Dengan memperkuat tenaga spiritual dan energi positif dalam diri, Rara mengklaim, dirinya bahkan bisa menghalau datangnya hujan dari jarak jauh.
'Mengamankan' Kampanye Akbar Jokowi
Beberapa hari sebelum Jokowi menggelar kampanye akbar di stadion Gelora Bung Karno pada 13 April 2019, Rara mengaku, mendapat pertanda buruk. Rara merasa dapat sinyal akan ada yang menyerang acara tersebut.
Ia, yang saat itu sekadar menjadi relawan Jokowi, segera menggunakan ilmunya. Rara membaca tarot dan hasil pembacaannya menunjukkan kartu eight of swords (delapan pedang). Kartu ini bermakna kondisi ketika seseorang berada pada situasi terbelenggu dan terjepit.
“Jadi waktu kampanye akbar tanggal 13 April itu saya jadi relawan. Saya meniatkan diri untuk menjadi relawan," katanya.
Baca Juga : Mendulang Cuan dari Bisnis Perdukunan
Rara merasa harus membuat proteksi agar kampanye akbar berjalan lancar. Ia kemudian mendatangi stadion GBK satu hari sebelum kampanye akbar itu berlangsung.
Di GBK, Rara meminta para pembantunya berdoa dan Ia berjalan mengeliling stadion sebanyak tujuh kali. Putarannya melawan arah jarum jam.
Rara mengatakan, Ia ingin mengucapkan salam sekaligus izin kepada penunggu stadion GBK. Rara dan teman-temannya memastikan tidak akan berbuat jahat dan hanya ingin kampanye akbar Jokowi berjalan lancar.
Ia mengklaim, kerap membagikan ilmu pawang hujannya ke orang-orang. Rara percaya semua orang bisa melakukan hal yang dirinya lakukan, asalkan memiliki kekuatan spiritual, energi positif, niat, dan doa yang benar.
Selain membuat cuaca menjadi panas dan tidak berangin, Rara mengklaim juga bisa menurunkan hujan. Yang terpenting, siapa pun pengguna jasanya, percaya kepadanya.