Pelantikan Presiden di Mata Jurnalis Asing

Jakarta, era.id - Sejak pagi pandangan Sandile Makhanya terus tertuju pada laptopnya. Mulutnya komat-kamit mengawasi deret kata yang tersusun dalam berita yang ditulisnya. Sandile adalah salah satu dari banyaknya wartawan yang saat itu tenggelam dengan naskahnya di Kompleks Gedung MPR/DPR, Minggu (20/10/2019).

Dia merupakan salah satu pekerja media yang datang dari Kingdom of Eswatini, sebuah negara kecil di Benua Afrika, di antara sebelah barat Afrika Selatan dan Mozambik di timur. Ia datang bersama tiga rekannya untuk meliput acara pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Jokowi-Ma'ruf Amin, siang ini.

Ini adalah kali pertama Sandile meliput acara pelantikan kepala negara di Indonesia. Ada beberapa hal yang menurutnya sangat menarik di acara pelantikan ini. Salah satunya adalah atmosfer yang sangat terorganisasi. 

"Dari protokol administrasi hingga ke pihak keamanan sangat harmoni. Ini adalah refleksi dari personal Presiden, ia adalah seseorang yang terorganisasi dengan semua yang telah ia lakukan. Ini adalah hal yang indah ketika dilihat," kata dia kepada era.id di Kompleks Gedung MPR/DPR, Minggu (20/10/2019).

Sandile Makhanya, jurnalis asal Kingdom of Eswatini. (Noor Pratiwi/era.id)

Untuk acara pelantikan ini, ia dan timnya bekerja sama untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan. Seperti laptop, kamera, alat perekam dan lainnya. Ketika ditanya apakah ada yang menghambat dirinya dan tim untuk meliput acara pelantikan ini, ia menjawab tak ada yang menghambatnya bahkan ia menyampaikan terima kasihnya untuk pihak penyelenggara yang telah memberikan sejumlah fasilitas kepada dirinya dan tim untuk meliput.

"Pihak penyelenggara di sini sangat cukup membantu kami, sehingga kami bisa mengambil gambar untuk kebutuhan liputan kami. Orang-orang di sini sangat membantu. Orang-orang Indonesia dengan ramah menyambut kami dengan senyuman," ujar Sandile.

Tak hanya disambut baik saat tiba di Kompleks Senayan. Sandile juga mengaku menerima perlakuan yang baik saat dirinya tiba di Tanah Air, "Pihak dari imigrasi hingga keamanan di bandara sangat baik kepada kami. Ini adalah salah satu hal yang indah dari negara ini," ujarnya. 

Selain itu, Sandile juga menyoroti hubungan Indonesia dan Eswantini. Ia berharap Indonesia dan negaranya akan semakin mempererat hubungan kedua negara. Ia menyampaikan bahwa Kingdom of Eswatini menyatakan keinginannya untuk mempererat kerja sama bilateral dengan Indonesia. 

"Kami berharap kerja sama ini akan berlanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kedua negara."

Sama dengan Sandile, Jurnalis The Daily Telegraph asal Australia, John Rolfe juga mengaku tak banyak persipan yang ia lakukan untuk meliput pelantikan presiden dan wakil presiden hari ini. Apalagi ia cukup mengenal profil Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, serta wakil presiden sebelumnya, Jusuf Kalla.

Terkait acara pelantikan, John mengaku senang meliput pada hari ini. Pasalnya, ada kultur politik yang berbeda antara Australia dan Indonesia salah satunya dengan hadirnya banyak partai politik saat peserta Pemilu 2019. Menurutnya, kehadiran beragam parpol membuat demokrasi di Indonesia lebih berwarna.

Ia juga merasa kagum dengan orang Indonesia yang menurutnya bisa jauh lebih menghormati pemimpinnya. Hal tersebut, kata John, sangat bertolak belakang dengan negaranya.

"Selain itu latar belakang Jokowi juga cukup mengaggumkan. Indonesia bisa berubah cepat dalam waktu yang relatif singkat," kata John.

Ke depannya, sebagai warga Australia, ia berharap pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin bisa lebih memperhatikan pariwisatanya. John mengatakan banyak warga negaranya yang suka berkunjung ke Bali, tapi banyak juga tempat lain yang layak dikunjungi.

"Sebagai negara tetangga, rasanya akan jauh lebih baik jika warga Australia bisa bertemu dengan banyak orang Indonesia. Apalagi orang di sini kan ramah-ramah," pungkasnya.

Tag: