Fadli Zon: Jokowi Jilat Ludah Sendiri

Your browser doesn’t support HTML5 audio
Jakarta, era.id - Presiden Jokowi pernah mengingatkan para menteri di kabinetnya tidak merangkap jabatan. Asumsi Pak Jokowi saat itu, kerja di satu tempat saja belum tentu benar apa lagi rangkap jabatan. 

Namun, di tahun ketiga umur pemerintahan Jokowi, toh malah ada dua menteri yang merangkap jabatan. Mereka adalah Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar dan Menteri Sosial Idrus Marham yang menjabat Korbid Hubungan Eksekutif-Legislatif DPP Partai Golkar.

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon menilai, Jokowi tidak konsisten. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menyebut, Jokowi menjilat ludahnya sendiri. 

"Nah kalau dulu kalau presiden mengatakan tidak boleh rangkap jabatan dan sekarang boleh ya saya kira kan kita bisa tahu apakah satu kata dengan perbuatan ya. Mungkin punya pertimbangan lain saya tidak tahu, tapi saya serahkan lah itu pada presiden sendiri. Artinya seperti waktu itu, ya presiden seperti menjilat lidahnya sendiri," kata Fadli, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/1/2018). 

Meski begitu, Fadli menyerahkan semuanya kepada Jokowi sebagai sang bos di pemerintahan. Semua pihak, kata Fadli, harus menghargai hak prerogratif seorang presiden.

"Saya pikir, pertama saya harus menghargai ini sebagai hak prerogatif presiden yang mempunyai hak untuk menentukan bahwa seorang menteri itu rangkap jabatan atau tidak. Karena menteri diangkat atau diberhentikan juga oleh presiden," tuturnya.

Terkait apakah hal ini akan menimbulkan keinginan menteri lain untuk ikut merangkap jabatan, menurut Fadli, hal tersebut bisa saja terjadi. "Ya terserah mereka. Hal itu bisa saja. Tapi itu terserah pada presiden," ucapnya.

"Ya saya kira presedennya adalah tidak konsisten antara kebijakan dengan pelaksanaan. Ini ketidakkonsistenan ini dampaknya adalah yang buruk. Jadi lebih kepada itu. Jadi kalau misalnya dari awal boleh ya boleh. Kalau tidak ya tidak. Tapi ketidakkonsistenan ini menunjukan, saya kira bagaimana tidak adanya satu prosedur tetap, yang baku, yang bisa menjadi satu contoh kepada yang lain," tegasnya.

Tag: