Langkah Arifin Beresin Defisit Neraca Dagang

Jakarta, era.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, ke depannya pemerintah akan memfokuskan pemanfaatan gas alam untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.

Sebab, selama ini ketergantungan kepada impor energi masih tinggi. Arifin meyakini pemanfaatan gas alam akan mengurangi defisit neraca dagang akibat impor LPG dan BBM bisa diatasi.

“Kami akan coba untuk memanfaatkan gas alam yang memang bisa dipakai dalam negeri dan jargas itu bisa mengurangi impor LPG 3kg, itu yang sekarang kita sedang pertajam,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Namun, dia belum bisa pastikan seberapa banyak pemakaian gas alam ini bisa mengobati defisit itu. “Lagi studi,” ujar dia.

Demikian juga, mengenai harga gas alam yang belum bisa dipastikan. Hanya saja, dirinya meyakini harga gas alam dalam negeri masih lebih murah ketimbang negara lain.

“Kalau dibandingkan Malaysia kami lebih murah saya ketemu Petronas, cuma perusahaan ga boleh rugi jadi memang ini harus saling memahami dan mendukung,” kata dia.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (Indra/era.id)

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada September 2019 kembali defisit. Penyebabnya, impor migas yang tetap tinggi.

Neraca perdagangan migas mengalami defisit US$ 761,8 juta. Di mana nilai ekspor migas nasional hanya mencapai US$ 830,1 juta, sedangkan impor migas sebesar US$ 1,59 miliar.

Surplus neraca perdagangan migas hanya mencapai US$ 601 juta, hasil ekspor nonmigas sebesar US$ 13,27 miliar, sedangkan impor hanya US$ 12,67 miliar. Alhasil, neraca perdagangan Indonesia kembali defisit US$ 160,5 juta

Ini merupakan defisit yang keempat kalinya dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Secara kumulatif, defisit neraca perdagangan periode Januari-September 2019 turun 49% menjadi US$ 1,95 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencapai US$ 3,82 miliar.

Tag: migas neraca perdagangan indonesia