Ini Alasan Pak Jokowi Tunjuk Nadiem Jadi Mendikbud
Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda selaku pimpinan rapat membuka rapat dengan mengajukan pertanyaan kepada Nadiem. Terkait dengan penunjukan dirinya sebagai Mendikbud di kabinet Indonesia Maju. Saat rapat, Nadiem masih terlihat belum leluasa dan terlihat grogi karena baru pertama kali rapat bersama wakil rakyat.
"Maaf pak saya masih sedikit kaku dan grogi. Karena saya baru pertama kalau masuk ke sini. Karena sebelumnya saya kan di GoJek," ucap Nadiem, di dalam ruang rapat, Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Selaku pimpinan sidang, Huda mencoba mencairkan suasana dengan memberikan sebuah pantun untuk Nadiem. "Saya punya pantun buat Mas Menteri. Nanti tolong setiap baitnya dijawab dengan cakep ya," titah Huda.
"Pergi ke pasar naik ojek, tidak lupa membeli cangkul. Nadiem Makarim meninggalkan GoJek, demi mengabdi go school," ucapnya.
Pantun ini berhasil mencairkan suasana. Nadiem pun mengucapkan terima kasih atas sambutannya.
"Terima kasih pimpinan pantunnya. Saya suka sekali. Baik saya akan menjawab pertanyaan pak pimpinan kenapa menerima? pertama kenapa saya. Karena lucu sekali, karena saya juga mempertanyakan pada Pak Jokowi waktu beliau meminta. Bapak kenapa saya ya. yakin? Tapi ternyata dua hal," tutur pria kelahiran Singapura ini.
Baca Juga: Rekomendasi KPAI untuk 'Mas' Mendikbud Nadiem Makarim
Ikhwal penunjukkan ia sebagai menteri bermula saat Nadiem bertemu Presiden setahun silam. Dalam pertemuan tersebut ia selalu memberikan masukan dalam posisi masa depan akan seperti apa. Mulai dari perubahan teknologi, sisi kebijakan maupun strategi pemerintahan bagaimana menghadapi revolusi 4.0.
Mantan bos GoJek ini mengaku, dari semua diskusi dengan Jokowi titik temunya selalu berakar dari SDM yang unggul. Menurut pria lulusan Harvard Business School Brown University ini, meski berasal dari bidang teknologi, tetapi, dia menyadari bahwa seluruh sektor teknologi di Indonesia dapat pesat perkembangannya bukan karena teknologi tersebut, tapi karena SDM yang mendukung inovasi itu.
"Manusianya yang bikin perusahaan-perusahaan ini bisa jadi besar dan berkembang. Dari situlah dalam brainstorming itu timbul ide-ide semua permasalahan di masa depan kita bisa ditangani kalau SDM kita punya karakteristik yang memadai. yaitu apa karakteristik itu, adaptibility fleksibility, kemampuan bekerja sama secara tim. kreativitas kemampuan berkomunikasi, dan compassion atau hati pada sesama," ucapnya.
Berdasarkan diskusi itu, kata Nadiem, kemungkinan Presiden memilihnya sebagai Mendikbud karena minatnya ada di SDM. "Passion-nya adalah bagaimana kita bisa membuka setiap potensi pemuda-pemudi di Indonesia. Maka dari itulah pak presiden berpikirnya passion Nadiem disitu, yaitu SDM," tuturnya.
"Kedua adalah karena bidang saya kerjaannya melakukan inovasi, ya bisa dibilang sehari-hari saya ciptakan ruangan kerja sifatnya inovatif. Mungkin ketiga menurut Pak Jokowi di pendidikan kita ada yang namanya lompatan, bahwa kita diam di tempat itu bahaya menurut pak presiden," lanjutnya.
Selain itu, umurnya yang termasuk kategori milenial juga menjadi alasan karena dinilai bisa mendekati dan memahami aspirasi anak muda.
"Banyak yang bilang saya enggak pernah sekolah di Indonesia, itu salah. Saya SD-nya di Al-Izhar, Pondok Labu. Jadi saya sudah mencicipi kurikulum nasional, tapi juga pernah mencicipi kurikulum di luar negeri, baik di Australia, Singapura bahkan Inggris. Jadi saya punya perbandingan, bahwa enggak semua di luar baik, enggak semua di dalam buruk. Itu salah. Ada hal-hal yang lebih kompleks di situ," ucapnya.
Alasanya menerima tawaran Jokowi sebagai Mendikbud juga berangkat dari keinginannya untuk memajukan Indonesia dan memastikan nama Indonesia dikenal dunia. Dia mengatakan, dengan terjun ke dunia pendidikan akan semakin besar perubahannya.
"Dampak saya di dunia pendidikan jauh lebih besar untuk bisa memajukan negara ini. Karena apapun masalah, kalau SDM kita bisa menangani kompleksitas. Bisa menangani perubahan saya yakin bisa. Satu-satunya cara untuk melakukan lompatan adalah melalui generasi berikutnya, dan karena itulah saya menerima tantangan ini," jelasnya.