School Hub Ala Ruteng

Jakarta, era.id - Melalui material lokal berupa bambu Flores, Antonius Andi Subagyo bertekad membantu yayasan yang menaungi SMP-nya dulu, membangun sekolah untuk masyarakat Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Tekadnya itu justru berbuah hasil lain pula. Melalui proyek yang sedang digagas lewat konsep arsitekturalnya ini, ia malah diganjar penghargaan dalam Lafarge Holcim Award 2017 Asia Pasifik. Dalam ajang itu, ia mendapat penghargaan Next Generation Award, yang melihat sisi visioner suatu konsep arsitektural. 

Awalnya, yayasan yang memintanya hanyalah ingin membangun sekolah vokasi dengan bangunan permanen. Namun, Andi punya pandangan lain dan mencoba menghadirkan sekolah yang bukan sekadar bangunan.

"Brief awalnya baru meliputi SMK Otomotif dan Pengelasan, hingga kemudian kami mengadakan beberapa kali kunjungan lokasi di Ruteng, Flores, serta diskusi, hingga berkembanglah gagasan awal tadi, untuk dikembangankan menjadi school 'hub', melihat banyaknya potensi internal dan eksternalnya," kata dia beberapa waktu lalu.

"Terkait menjadi 'hub', tentu ada faktor yang lebih luas ketimbang hanya sekolah sebagai sebuah bangunan. Dalam hal ini, yaitu skala kota, Ruteng merupakan kota terbesar di Kabupaten Manggarai. Banyak sekali pendatang dengan berbagai kepentingan. Namun, Ruteng bukan tujuan wisata, melainkan sebagai transit menuju tujuan wisata unggulan, seperti Wae Rebo, Pulau Komodo, Ende, dan Larantuka," lanjut Andi.

Nantinya, dalam sekolah itu akan ada ruang-ruang berupa plaza, aula dengan arsitektur yang baik untuk dapat dijadikan venue acara wisata. Serta, aula bambu, plaza innercourt, amphitheater, dan lapangan olahraga multi fungsi. 

Bangunannya sendiri, menurut lelaki kelahiran Surabaya ini, diharapkan dapat menjadi daya tarik sehingga dapat menjadi obyek wisata yang mengusung tinggi lokalitas dan budaya setempat. 

Untuk menunjang pendanaan bagi sekolah, juga akan ada ruang praktik yang bisa dijadikan pematok standar kualitas pengelasan, bengkel, dan batako bagi masyarakat Ruteng. 

Kemudian, guna mendorong budaya membaca murid juga masyarakat, akan ada pula public rooftop library. Bangunan ini juga akan bersifat ramah lingkungan, dengan penggunaan panel surya, pemanfaatan air hujan, dan low energy building.

(Blueprint School Hub di Ruteng, Flores: Jek/era.id)

Bambu Terbaik di Indonesia

Upaya menggunakan bambu Flores adalah bagaimana Andi, bersama tim arsiteknya SASO (Subagio Studio, mengartikulasikan materi lokalitas sebagai sustainable architechture. 

Selain menjadi salah satu bambu terbaik di Indonesia, karakter bambu yang sederhana sebagai konstruksi. Sehingga dapat menciptakan proses yang melibatkan banyak orang sebagai upaya partisipasi masyarakat.

"Penggunaan material lokal menjadi penting, agar dapat menjadi bangunan yang memiliki keterkaitan dengan tempat di mana bangunan tersebut berdiri. Salah satu faktor juga adalah seberapa besar kita mengeluarkan energi untuk mendapatkan material tersebut. Bukan saja seberapa murah material tersebut, namun juga jejak karbon yang ditinggalkan," ujar dia.

Bersama SASO, Andi sudah mengerjakan sekitar 20-an proyek, termasuk proyek hunian di Bali. Sebelumnya, ia pun juga kerap mendapat penghargaan di bidang arsitektur. Salah satunya, pada 2014 ia mendapat tempat ketiga dalam '10 Destinasi Wisata' Morotai, Propan.

Ia pun berharap, masih akan terus berkembang, dan mendapat proyek-proyek seperti sekolah di Ruteng, yang riil. 

"Harapannya ya SASO bisa terus eksis dengan proyek-proyek yang relevan, bisa memiliki tim yang solid untuk menjawab persoalan-persoalan yang ada, dan proyek-proyek seperti sekolah ini semakin banyak dan riil," katanya. (Fathurrozak Jek)

Tag: