Sejuta Khasiat Bekatul, Si Tepung Mirip Dedak
Di dalam bekatul dan produk olahannya, terkandung pelbagai zat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Misalnya karbohidrat (84,36 persen), protein (8,77 persen atau 1,6-1,9 PER), lemak (1,09 persen, sumber lain: 16-22 persen), serat (1,69 persen), air (2,49 persen), abu (1,60 persen), kalori (382,32 kal), asam lemak (oleat dan linolenat), thiamin (78 persen), riboflavin (47 persen), niasin (67 persen), selulosa (8,7–11,4 persen), hemiselulosa (9,6-12,8 persen), betaglukan, polisakarida, oryzanol, asam ferulat, tokoferol, vitamin B15 (200 mg/100 gram bekatul).
Bekatul kaya akan mineral, seperti zat besi, seng, kalium, kalsium, natrium, mangaan, aluminium, magnesium, silikon, fosfor, klor.
Selain itu, bekatul juga mengandung pelbagai mikronutrien. Misalnya fitosterol, tokoferol, tokotrienol, orizanol, 20 persen minyak dan 15 persen protein, serta 50 persen serat diet karbohidrat (sebagian besar zat tepung) seperti pektin, beta-glukan, dan gum.
Bekatul bila disimpan di dalam toples paling lama bertahan sebulan. Jika disangrai dahulu sebelumnya, maka akan bertahan lebih lama. Cara terbaik adalah menyimpannya di dalam freezer. Sebelum dikonsumsi, boleh disangrai terlebih dahulu, atau cukup diseduh dengan air hangat mirip oat.
Bekatul kaya akan oryzanol sebagai antioksidan. Berbagai studi menunjukkan bahwa uji tube gamma oryzanol empat kali lebih efektif daripada vitamin E dalam menghambat oksidasi seluler. Bila dibandingkan dengan empat komponen vitamin E (alfa-tokoferol, beta-tokoferol, alfa-tokotrienol, dan beta-tokotrienol), komponen-komponen gamma oryzanol menunjukkan kapasitas antioksidan yang lebih tinggi.
"Semua faktor ini mendukung pengembangan bekatul sebagai nutraceuticals di masa mendatang, yang berkhasiat menurunkan kolesterol, memiliki aktivitas antitumor, dan baik bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah (sistem kardiovaskular)," ujar dr Dito Anurogo MSc, pengurus Asosiasi Sel Punca Indonesia, seperti dikutip dari Antara, Selasa (19/11/2019).
Riset juga berhasil menunjukkan bahwa gamma oryzanol pada bekatul terbukti memiliki kandungan antioksidan lebih tinggi daripada tokoferol. Gamma oryzanol terdiri dari ester-ester asam ferulat dari sterol dan alkohol triterpen. Ester-ester asam ferulat itu berupa beta-sitosterol, kampesterol, stigmasterol.
Adapun alkohol triterpen berupa sikloartenol, sikloartanol, 24-metilenesikloartanol, dan siklobranol. Karena memiliki aksi antioksidan, pelbagai zat tersebut memperoleh perhatian di dunia riset dan akademis sebagai food additive. Sebagian ilmuwan menjulukinya sebagai inhibitor oksidasi di dalam daftar food additive.
"Fitosterol telah diakui para ahli sebagai agen penurun kolesterol sejak tahun 1950-an. Beragam riset telah dilakukan berfokus pada aksi beta-sitosterol dan sitostanol dalam mengurangi LDL dan kadar kolesterol yang bersirkulasi,' sambungnya.
Hasilnya mengindikasikan bahwa agen ini bersifat hipolipidemik dalam kasus hiperkolesterolemia ringan dengan mengubah metabolisme lemak, seperti mengurangi acetyl Co-A carboxylase liver dan pelbagai aktivitas asam malat.
Di Jepang, bekatul dan minyak bekatul digunakan sebagai terapi kecantikan alamiah. Selain karena kandungan antioksidannya, (yaitu gamma oryzanol) yang berpengaruh di dalam perkembangan pigmen (zat warna) kulit, kadar asam oleatnya yang tinggi pun aman untuk kulit.
Menurut riset, rutin mengonsumsi bekatul dengan dosis 2 x sehari @ 10 gram selama 1-3 tahun dapat menurunkan asam urat. Untuk orang berusia lebih dari 40 tahun, sebaiknya tidak melebihi 30-40 gram per hari. Bila sekadar untuk menjaga stamina tubuh, maka cukup 60-100 gram per hari.
Untuk penderita kista ovarium yang belum mendapat obat dari dokter kandungan atau sedang menunggu dioperasi, dapat mencoba bekatul 3x1 sendok makan per hari. Untuk penderita diabetes melitus, dapat menambahkan diet bekatul 3x1 sdm per hari sebagai pelengkap obat dokter (misalnya glibenclamid).
Untuk menurunkan kolesterol tinggi, Anda perlu mengonsumsi 12-84 gram bekatul setiap hari atau 4,8 gram minyak bekatul setiap hari. Untuk mengurangi risiko terkena batu ginjal, maka Anda cukup mengonsumsi 10 gram bekatul dua kali sehari selama 3-5 tahun.
Yang perlu Anda perhatikan, bekatul kaya akan serat alami. Serat dapat menurunkan tingkat keterserapan obat oleh tubuh. Mengonsumsi bekatul bersamaan obat yang diresepkan dokter dapat mengurangi efektivitas terapi. Untuk mencegah interaksi ini, konsumsilah bekatul setidaknya satu jam setelah minum obat yang dianjurkan dokter.