Survei Rendah, Hanura Fokus Rekonsiliasi
Wakil Sekretaris Jenderal Hanura Dadang Rusdiana mengatakan, partainya akan fokus rekonsiliasi dulu supaya bisa mengejar ketertinggalan. Saat ini, Partai Hanura masih terbelah, antara kubu Oesman Sapta Odang dan Daryatmo.
"Tentunya rekonsiliasi menjadi modal dasar kita bangkit melewati ambang batas empat persen," ujar Dadang, kepada era.id, Jakarta, Kamis (25/1/2018).
Dadang menjelaskan, rekonsiliasi itu didasarkan pada win-win solution antar kedua belah pihak yang berseteru. Dia berharap, aksi saling pecat yang dilakukan kedua kubu bisa segera dihentikan.
"Kalau tidak Hanura akan keropos, karena yang dipecat tentu memiliki jaringan dan massa riil. Naikin elektabilitas gampang, yang penting itu selesain konflik dulu,” tuturnya.
Dadang optimistis rekonsiliasi bisa dilakukan terhadap dua kubu ini. "Kalau tidak seperti itu kita repot menggerek elektabilitas dengan meninggalkan barisan yang nyata-nyata sejak lama berjuang membesarkan Hanura," ucapnya.
(Survei LSI Denny JA)
Diketahui, survei ini dilakukan pada 7-14 Januari 2018 lalu, menggunakan metode multistage random sampling terhadap 1.200 responden di 34 provinsi. Wawancara dilakukan dengan tatap muka menggunakan kuesioner dan margin error plus-minus 2,9 persen.
Dalam survei ini, PDI Perjuangan berada di posisi puncak dengan nilai 22,2 persen, disusul Partai Golkar dengan nilai 15,5 persen, dan posisi ketiga Partai Gerindra dengan nilai 11,4 persen. Kemudian, Partai Demokrat menempati posisi keempat dengan elektabilitas 6,2 persen, di bawahnya ada PKB dengan perolehan 6 persen. Lalu di posisi keenam Nasdem dengan perolehan 4,2 persen.
Sementara, PKS diperingkat ketujuh dengan nilai 3,8 persen, disusul PPP di peringkat delapan dengan angka 3,5 persen, lalu posisi kesembilan diisi Perindo dengan 3 persen diikuti PAN dengan 2 persen, sedangkan Hanura berada di urutan 11 dengan perolehan 0,7 persen. Kemudian PSI dan PBB dengan perolehan 0,3 persen dan terakhir PKPI yang memperoleh 0,2 persen.
(Survei LSI Denny JA)