Pesantren Milik Aa Gym Pamerkan Peci dan Jaket Kulit di Turki
Selain itu, mereka juga bisa memperluas pangsa pasar di level internasional, diskusi dan bertukar ide terkait kemandirian ekonomi pesantren maupun sertifikasi halal. Salah satu dari lima koperasi pesantren tersebut ialah ponpes yang yang didirikan dai kondang KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, yakni Daarut Tauhid Kota Bandung.
Empat pesantren lainnya ialah Al-Ittifaq Kabupaten Bandung, Al-Ashriyyah Kabupaten Bogor, Al-Idrisiyyah Kabupaten Tasikmalaya, dan Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan. Masing-masing pesantren memiliki produk unggulan yang mampu bersaing di pasaran. Kelima ponpes itu juga menjadi contoh atau role model bagi 1.074 ponpes yang ikut dalam OPOP.
Lima ponpes yang diberangkatkan berpeluang mencapai kesepakatan bisnis yang positif. Sebab, event yang digagas oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) tersebut memiliki daya tarik yang kuat. Pada 6th OIC Halal Expo, misalnya, jumlah pengunjung mencapai 38.750 orang, dan terjalin kesepakatan bisnis sekitar 6.100 Business to Business (B2B).
Sementara produk yang mereka pamerkan cukup beragam, misalnya Koperasi Pesantren Daarut Tauhid membawa produk peci dan jaket kulit. Kemudian, koperasi pesantren Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan memasarkan batik tulis, dan koperasi pesantren Al-Ashriyyah Kabupaten Bogor menawarkan produk kesehatan black diamond.
Rombongan diberangkatkan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jabar, Selasa (26/11/19). Kepala UPTD P3W Dinas KUK Jabar Deni Handoyo bilang, penetapan lima ponpes tersebut sudah melalui sejumlah pertimbangan, khususnya produk yang dihasilkan. Dia juga mengatakan, jejaring bisnis dan ilmu yang mereka dapatkan akan disebar ke semua ponpes Jabar.
“Lima ponpes itu kita pilih untuk mengikuti pameran internasional di Turki dari 28 November sampai 1 Desember 2019. Target kita, salah satunya, gimana koperasi pesantren yang mempunyai keunggulan memamerkan produknya di event internasional,” kata Deni.
Ia berharap pada pameran nanti, produk-produk unggulan ponpes Jabar dikenal di dunia internasional, khususnya Eropa. Dan mereka harus berbagi pengalaman dan jejaring bisnis yang mereka dapat di sana ke pesantren di Jawa Barat.
Pengamat kewirausahaan, Dr. Wawan Dhewanto menyambut baik program One Pesantren One Product (OPOP) sebagai program yang diharapkan mampu memberdayakan ekonomi pesantren melalui peningkatan usaha pesantren dan koperasi pesantren. Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB ini bilang, program ini diharapkan membantu koperasi pesantren untuk memperluas akses pasar. "Dengan begitu, produk-produk koperasi pesantren dapat diklasifikasikan untuk pasar lokal, pasar nasional atau pasar internasional," katanya.
Perwakilan koperasi pesantren Al-Ittifaq Kabupaten Bandung, Agus Setia Irawan, mengapresiasi apa yang dilakukan Dinas KUK Jabar yang melibatkan koperasi ponpes di event internasional. Dia pun berharap produk-produk unggulan ponpes Jabar dilirik badan usaha yang berkunjung dalam pameran tersebut.
“Nanti akan ada pertemuan bisnis. Kami akan berharap ada kesepakatan bisnis dengan badan usaha di sana. Kami sendiri akan membawa produk unggulan di bidang pertanian, khususnya rempah-rempah yang memang menjadi primadona di Eropa,” katanya.