Nasib Super Holding BUMN di Tangan Erick Thohir
Erick menilai, model bisnis BUMN memang harus diubah dan akan lebih fokus pada kegiatan unit usaha masing-masing.
"Ini Bisnis model harus diperbaiki supaya bisa bagus. Jadi nanti saya rasa urusan super holding kita ubah konsepnya, sub holding yang fokus pada masing masing kegiatan unit usaha," papar Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/11/2019).
Erick lantas mencontohkan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) yang saat ini memiliki empat anak perusahaan yang bisa saja ke depannya akan berubah fungsi.
"Contoh apakah ke depan Pelindo bisa (tetap) jadi Pelindo I, II, III, IV atau Pelindo kita ubah sesuai fungsinya itu Pelindo peti kemas, pelabuhan curah cair. Jadi tidak berdasarkan sub regionnya yang akhirnya terjadi kanibal, tidak pasti di antara mereka. Hal-hal ini yang mau kita lakukan," papar Erick.
Hal yang sama juga berlaku dengan bisnis yang dirasa tidak cocok di BUMN tertentu, salah satunya adalah di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan bisnis Gapura Anagkasa.
"Gapura yang namanya manajemennya handling itu enggak usah di Garuda. Lebih baik di Angkasa Pura saja yang manage itu. Kenapa harus ada overlapping yang akhirnya kontraproduktif," katanya.
Gapura merupakan perusahaan bersama yang didirikan pada 26 Januari 1998 oleh tiga BUMN yaitu Garuda Indonesia, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero), yang bergerak di bidang usaha jasa ground handling dan kegiatan usaha lainnya yang menunjang usaha penerbangan di bandar udara.
Erick Bingung Banyak Bisnis Hotel di BUMN
Alasan lain Erick ingin merapikan bisnis di perusahaan milik BUMN adalah adanya fenomena banyak perusahan pelat merah yang memiliki bisnis hotel. Hal ini sedikit membingungkannya.
Oleh karena itu Erick ingin mengembalikan ke inti bisnis masing-masing perusahaan pelat merah. "Semua BUMN nih punya bisnis hotel. Nah ini kenapa kira harus konsolidasi semua sesuai dengan core bisnisnya," katanya.
Contohnya PT PANN Multi Finance. Pada dasarnya perusahaan ini bergerak di bisnis pembiayaan kapal, namun kini mereka juga memiliki bisnis pembiayaan pesawat dan dua bisnis hotel.
Namun Erick tak mau menyalahkan direksi PT PANN yang saat ini menjabat. Pasalnya, sejak awal memang sudah ada core bisnis yang sangat tidak fokus.
"Kita perbaiki bisnis model daripada masing-masing perusahaan. Contoh konkret yang tadi, mohon maaf saya juga baru kenal dengan direksi tadi, mengenai perusahaan leasing kapal, bagaimana perusahaan leasing kapal ini bisa hidup kalau sejarahnya ada leasing pesawat terbang, apalagi mohon maaf tiba-tiba ada bisnis hotel," pungkasnya.