Transformasi Era Digital Bank Mandiri di Bawah Dirut Baru

Jakarta, era.id - Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengaku tidak akan banyak melakukan perubahan kebijakan di bank pelat merah tersebut. Namun ia memiliki beberapa strategi untuk meningkatan bisnis perseroan ke depan.

Salah satu strateginya adalah memperkuat wholesale dan ritel banking. Menurut Royke, masih banyak celah yang belum tergarap oleh perseroan.

"Dari sekian contoh payroll saja klien kita baru mungkin 10-15 persen, nah itu kan menjadi suatu sumber bisnis baru yang ke depan akan kita garap," ujar Royke, kemarin.

Bank Mandiri di bawah kepemimpian Royke juga akan fokus mengembangkan digital banking mengingat perkembangan zaman saat ini sudah memasuki era digital?

Dia mengungkapkan bank harus secara bertahap untuk beralih ke digital. Harus dilihat prioritas untuk transformasi, bisa diawali dari sisi kartu kredit, tabungan, dan deposito.

Menurut Royke saat ini bank sudah memiliki roadmap untuk peralihan ke bank digital. Dimulai dari produk ritel banking.

"Sekarang saja udah kerasa, pembukaan cabang sudah berkurang. Dulu 4 tahun lalu bisa buka 50-70 cabang dalam satu tahun. Sekarang buka cabang tapi tidak sebanyak dulu karena cost-nya besar," imbuh dia.

Dengan transformasi dua hal tersebut yakni, penguatan antara wholesale dengan retail dan transformasi digital, pihaknya juga akan melihat perkembangan kondisi ekonomi ke depannya untuk menentukan perencanaan selanjutnya.

"Kita akan lihat perkembangan kondisi ekonomi untuk membutuhkan sektor misalnya di komersial banking maupun di SMI. Jadi grupnya mungkin nanti kita akan lihat lagi situasi dengan perkembangan ekonomi ke depan," ucap Royke.