Pertamina Hati-Hati Akuisisi Blok Migas di Luar Negeri
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, akuisisi blok Migas Luar Negeri diprioritaskan yang sudah berproduksi. Hal itu untuk meminimalisir kerugian perusahaan.
"Akuisisi luar negeri kami fokus ke Wilayah Kerja (WK) yang produksi. Untuk mengurangi risiko itu kami melakukan yang sudah produksi. Ini sudah kami jajaki di Abu Dhabi," kata Nicke saat jumpa pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Nah, untuk mengantisipasi pengembangan atau akuisisi blok Migas berakhir ke ranah hukum, seperti yang pernah menimpa mantan Dirut Karen Agustiawan, Nicke akan buka-bukaan dari mulai perencanaan hingga penandantanganan MoU.
"Kami kerja sama dengan aparat penegak hukum dari tahap perencanaan. Jangan sampai ada hal-hal yang terlewat," kata dia.
Pilihan Pertamina mengakuisisi Blok Migas dari luar negeri adalah untuk menambah cadangan Migas dalam negeri. Hal ini karena produksi Migas dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Alhasil impor BBM pun dilakukan.
Dalam negeri, Pertamina saat ini memproduksi minyak bumi sebesar 314 ribu BOPD atau sekitar 41,16 persen dari total produksi nasional. Sementara itu, produksi gas bumi Pertamina mencapai 2591 MMSCFGPD atau sekitar 43,82 persen dari total produksi nasional. Dari lapangan di luar negeri, sebesar 99 ribu BOPD minyak bumi dan 261 MMSCFGPD gas bumi diproduksi Pertamina.
Sebelumnya, Karen terbukti bersalah melakukan korupsi dalam investasi blok Basker Manta Gummy (BMG) di Australia hingga dihukum 8 tahun penjara dan denda Rp1 miliar.