Emas Alat Tukar Masa Depan Negara Islam
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, penggunaan kedua sistem itu untuk menggantikan valuta asing seperti Dolar Amerika yang makin manipulatif.
Pada akhir KTT Islam di Malaysia, akhir pekan lalu, Mahathir memuji Iran dan Qatar karena berhasil menahan embargo ekonomi oleh Amerika dan mengatakan penting bagi dunia Muslim untuk mandiri dalam menghadapi ancaman di masa depan.
"Dengan dunia menyaksikan negara-negara membuat keputusan sepihak untuk menjatuhkan hukuman seperti itu, Malaysia dan negara-negara lain harus selalu diingatkan bahwa hal itu dapat terjadi pada kita semua," ujarnya sepeti dilansir Reuters, Senin (23/12/2019).
Negara-negara Arab yang bersekutu dengan Amerika Serikat dan Arab Saudi, seperti Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir, memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar sejak 2 tahun lalu atas tuduhan mendukung terorisme. Sementara itu Iran mendapat pukulan telak setelah AS menerapkan kembali sanksi baru sejak Mei 2018.
"Saya menyarankan agar kita mempertimbangkan kembali ide perdagangan menggunakan emas dinar dan barter di antara kita. Kami serius melihat ini dan berharap dapat menemukan mekanisme untuk menerapkannya," kata Mahathir.
Bukan kali ini saja Mahathir menggulirkan emas sebagai ala tukar. Pada konferensi Nikkei Future of Asia di Tokyo, Mei lalu, ia juga menyampaikan hal serupa.
“Mata uang yang kami usulkan harus berpatokan pada emas karena emas lebih stabil.” ucapnya.
Mahathir juga terkenal sebagai pengkritik keras perdagangan valuta dan pernah menuduh miliarder George Soros bertaruh dengan mata uang-mata uang Asia.
Saat krisis finansial di Asia, Mahathir mematok nilai tukar mata uang ringgit sebesar MYR 3,8 terhadap dollar dan menerapkan kontrol arus modal. Tapi patokan itu dicabut pada 2005.