Virus Korona dan SARS Diduga Bocor dari Lab Biologi
Sekarang, coronavirus mirip SARS telah menginfeksi lebih dari 800 orang di sana, menyebar ke setidaknya 10 negara lain dan membunuh 25 orang di Wuhan dan provinsi terdekat.
China membangun fasilitas laboratorium biologi di Wuhan sejak 2017. Dari tujuh lab yang direncanakan, sudah berdiri 5 lab yang khusus mempelajari virus atau patogen paling berbahaya di dunia termsuk Ebola dan SARS.
Seorang konsultan biosafety Maryland, Tim Trevan, mewanti-wanti kekhawatirannya soal budaya warga China yang tertutup dapat membuat lab itu tidak aman. "Faktanya virus SAR beberapa kali 'lolos' dari Lab di Beijing," katanya kepada Nature seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (24/1/2020).
Namun, ilmuwan lain membantah adanya kebocoran virus dari fasilitas lab China. "Pada titik ini tidak ada alasan untuk mencurigai bahwa fasilitas itu ada hubungannya dengan wabah," kata ahli mikrobiologi Rutgers University, Dr Richard Ebright.
Wuhan National Biosafety Laboratory terletak sekitar 20 mil dari Huanan Seafood Market yang diduga sebagai pusat penularan virus korona. Peneliti meyakini virus bermutasi dan menular ke manusia melalui kontak hewan-manusia di pasar itu.
Lokasi Wuhan National Biosafety Laboratory (Dailymail)
Wuhan National Biosafety Laboratory, berlokasi di Institut Virologi Wuhan, didirikan dengan harapan dapat membantu China berkontribusi dalam penelitian virus-virus paling berbahaya di dunia.
Lab tersebut adalah yang pertama di China yang dirancang untuk memenuhi standar biosafetey-level-4 (BSL-4) - tingkat biohazard tertinggi - artinya akan memenuhi syarat untuk menangani patogen paling berbahaya.
Laboratorium BSL-4 harus dilengkapi fitur dan lab yang dapat 'mengurung' virus dan bakteri dan ditransmisikan melalui udara ke kotak tertutup yang dijangkau para ilmuwan dengan sarung tangan bermutu tinggi dan dengan pakaian pelindung seperti jas Hazmat (Hazard Material). Ada sekitar 54 laboratorium BSL-4 di seluruh dunia. Wuhan National Biosafety Laboratory juga sudah memenuhi standar pada Januari 2017.
Pada awal operasionalnya, Wuhan National Biosafety Laboratory mengambil proyek yang hanya memerlukan pencegahan BSL-3 yakni virus tickborne yang menyebabkan demam berdarah Krimea-Kongo. Demam berdarah itu adalah penyakit yang sangat fatal, membunuh 10 hingga 40 persen dari yang terinfeksi.
SARS juga merupakan virus BSL-3. Direktur laboratorium, Yuan Zhimin, Wuhan National Biosafety Laboratory berencana untuk mempelajari virus SARS.
"Pada Januari 2018, lab itu melaksanakan percobaan global pada patogen BSL-4,' tulis Guizhen Wu dalam jurnal Biosafety and Health.
Setelah virus SARS 'bocor' dari lab lain pada tahun 2004, China terus mengembangkan dan mempelajari virus yang telah dikeluarkan laboratoriumnya.