Waspada! Kaum Milenial Lebih Rentan Kena Obesitas
Obesitas terjadi karena penumpukan lemak yang sangat tinggi dalam tubuh. Sehingga terjadi kenaikan berat badan di luar batas ideal. Hal ini bermula ketika sering mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar kalori atau lemak yang melebihi batas.
Kalori tak berubah menjadi energi dan disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh. Seiring berjalannya waktu, penumpukan lemak ini bisa menimbulkan kenaikan berat badan.
"Kaum milenial cenderung mengalami obesitas karena kurang gerak dan gaya hidup tidak sehat," ujar Wifanto yang dikutip dari Antara, Kamis (30/1).
Bagi perempuan, obesitas bisa menjadi berbahaya jika berat badan mencapai lebih dari 30 kilogram dari berat ideal. Sedangkan, untuk laki-laki juga berbahaya jika melebihi 40 kilogram dari berat badan proporsional.
Kegemukan yang berlebihan dapat memicu penyakit kronik dan progresif cenderung berisiko pada organ dalam tubuh hingga mengakibatkan komplikasi. Antara lain, penyakit paru-paru, kolesterol tinggi, stroke, diabetes tipe 2, sesak napas, varises, batu empedu, disfungsi ereksi, dan lainnya.
"Obesitas juga menyebabkan sakit sendi, kanker usus, kanker serviks, kanker payudara hingga serangan jantung," ujar Wifanto.
Pada 2013 hasil penelitian dari Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan sebesar 14,8 persen orang dewasa rentan mengalami obesitas. Berbeda di tahun 2018 justru penderita obesitas naik sebanyak 21,8 persen.
Wifanto menjelaskan, obesitas jangan dianggap remeh dan harus ditangani secara serius. Mulai dari penerapan pola makan, obat-obatan, hingga berolahraga. Jika cara-cara tersebut tidak berhasil, penderita obesitas bisa melakukan pembedahan untuk menurunkan berat badan dengan dua cara, yaitu bariatrik dan metabolik.
Pembedahan bariatrik adalah pembedahan yang membatasi jumlah asupan makanan dengan mengurangi ukuran lambung. Sedangkan, pembedahan metabolik adalah pembatasan penyerapan makanan dalam saluran usus dengan cara memotong kompas atau dikenal sebagai bypass sebagian dari usus kecil.
"Namun jika penurunan berat badan dengan pemberian obat-obatan, latihan fisik dan cara lainnya masih belum bisa, solusinya dengan pembedahan metabolik dan bariatrik," kata Wifanto.