Ratusan WNI Dikarantina di Natuna, Mirip Kamp Pengungsian
Seluruh WNI diangkut dalam tiga pesawat milik Hercules A-1315 dan dua pesawat Boeing AL-7304 dan A 7306. Sebelumnya, pesawat tersebut terbang dari Bandara Hang Nadim, Batam setelah menempuh perjalanan dari China.
Sesuai dengan protokol kesehatan, sebelum dipulangkan ke tanah air, seluruh penumpang telah melalui pemeriksaan kesehatan berlapis baik yang dilakukan otoritas kesehatan RRT maupun Tim Dokter Indonesia di Bandara Internasional Wuhan. Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh penumpang dalam keadaan sehat.
Saat transit di Bandar Udara Hang Nadim, Batam dan sebelum dipindahkan ke pesawat TNI AU, seluruh penumpang kembali menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam dan dinyatakan seluruhnya dalam kondisi sehat.
Rencananya, mereka akan dikarantina selama dua pekan untuk memastikan tidak ada yang terinfeksi virus korona sebelum dipulangkan ke daerahnya masing-masing.
Tempat Karantina Mirip Pengungsian
Pemerintah Indonesia telah menetapkan pangkalan militer di Natuna sebagai tempat karantina 238 WNI yang berhasil dievakuasi dari Provinsi Hubei, Cina. Selama dua pekan, mereka akan ditempatkan hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna, Kepulauan Riau. Hanggar adalah sebuah struktur bangunan tertutup untuk menyimpan pesawat.
Dari gambar yang diperoleh tim era.id, kondisi tempat karantina lebih terlihat seperti tempat pengungsian ketimbang ruang isolasi. Hal itu nampak dari banyaknya tenda kesehatan yang didirikan di dalam hanggar.
Tak hanya itu, tempat tidur untuk pasien pun terlihat seperti tempat tidur militer, yang di masing-masing juga dilengkapi oleh peralatan mandi.
Padahal, menurut Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ada rumah sakit di pangkalan militer yang letaknya tak terlalu jauh dari hanggar dan memiliki tenaga medis yang mumpuni.
Dalam keterangan persnya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (1/2) kemarin, Hadi mengungkapkan sejumlah alasan mengapa Natuna terpilih sebagai tempat karantina para WNI dari Wuhan, China.
Pertama, pangkalan militer Natuna memiliki fasilitas rumah sakit yang mumpuni. Selain itu, letak rumah sakit di pangkalan militer tak jauh dari hanggar. Rumah sakit ini mampu menampung hingga 300 orang.
"Natuna adalah pangkalan militer yang memiliki fasilitas rumah sakit dan memiliki runway yang berdekatan dengan wilayah karantina. Mampu menampung 300 orang, termasuk dapur," kata Hadi di di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (1/2).
Kedua, tempat karantina dinilai cukup terisolasi karena jauh dari pemukiman warga. Adapun jarak antara pangkalan milter dengan pemukiman warga, berkisar enam kilometer.
"Ada dermaga juga di sana, jaraknya kurang lebih lima sampai enam kilometer. Hasil penilaian itu, Natuna memiliki syarat untuk menjalani protokoler kesehatan," ujar Hadi.
Berdasarkan aturan internasional, Indonesia harus memiliki sarana dan prasarana untuk mendukung protokoler kesehatan dalam evakuasi warga dari Wuhan.
Salah satu sarana dan prasarana yang diwajibkan adalah tempat isolasi. Setelah berunding dan melakukan analisa, Natuna terpilih menjadi lokasi karantina WNI dari Wuhan.