'Latah' Pakai Masker Karena Korona, Lebay Enggak Sih?

Bandung, era.id – Masker menjadi alat kesehatan yang paling dicari di musim wabah virus korona baru saat ini. Bahkan persediaan masker di toko-toko alat kesehatan ludes terjual, atau bahkan sampai ada yang menaikkan harga masker karena tingginya permintaan. Padahal belum ada kasus penularan korona di Indonesia.

Di tempat umum banyak orang memakai masker saat ini. Apakah berlebihan?

Ketua tim penanganan penyakit infeksi khusus Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dr Yovita Hartantri Sp.P.D. (K)PTI menuturkan, memang wabah novel coronavirus telah menimbulkan kepanikan di berbagai negara. Kepanikan ini juga dipicu hoaks soal virus yang sudah menelan ratusan korban jiwa itu.

Efeknya, kata Yopita, banyak orang yang memburu masker agar terhindar dari virus asal Wuhan, China itu. “Efek panic attacknya, semua orang yang dengar berita hoaks cari masker di mana-mana. Tapi penggunaan maskernya ada yang tak tepat,” katanya, di Bandung, baru-baru ini. 

Bahkan Yopita melaporkan ada orang yang mencari masker yang sebenarnya hanya untuk dipakai tenaga medis, yakni masker N95. Akibatnya, masker N95 ini ludes karena diborong masyarakat. Padahal masker N95 hanya digunakan oleh tenaga medis yang menangani pasien infeksi khusus seperti novel coronavirus.

Selain masker N95, tenaga medis yang menangani pasien virus berlambang 2019-nCov itu akan memakai pakaian antivirus atau yang sering disebut baju astronot.

Sedangkan masker untuk kesehatan masyarakat cukup dengan masker yang banyak dipakai oleh penumpang ojek online (ojol), bukan masker N95. Lalu urgensi pengunaan masker sendiri untuk apa? “Tujuan (memakai masker) kalau kita sakit tak menularkan ke orang lain,” terangnya.

Tujuan lain, penggunaan masker direkomendasikan bagi orang yang berada di rumah sakit, entah itu pendamping pasien maupun petugas. Rumah sakit merupakan tempat bertemunya orang dengan berbagai kondisi, ada pasien, keluarga pasien, pengunjung, petugas medis dan lainnya. Di tengah situasi ini, kata Yopita, penularan penyakit memungkinkan terjadi.

“Di rumah sakit seperti UGD ataupun rawat jalan terjadi lalu lalang sehingga kita rekomendasikan penggunaan masker bagi petugas kesehatan sebagai perlindungan diri. Tapi kalau lagi sakit kita baiknya gunakan masker. Atau kalau bepergian ke negara terkonfirmasi infeksi virus tertentu sebaiknya pakai masker untuk perlindungan diri,” terang Yopita.

 

Tag: